06 Okt 2021

Smart Change Online Conference 2021: Urban Collaboration

Oleh:Syora Alya Eka Putri

Editor:Aditya Gagat Hanggara

06 Okt 2021

Pada Selasa, 5 Oktober 2021 lalu, rangkaian acara kolaborasi kota Jakarta, Berlin, serta Bangkok untuk mewujudkan smart city dan transformasi digital kembali digelar. Acara ini dimulai dengan konferensi daring yang dihadiri stakeholder terkait, seperti Smart Change, Jakarta Smart City, serta kolaborator atau mitra lainnya. Konferensi ini juga pernah diadakan pada 2020. Pada 2021, konferensi Smart Change mengusung tema urban collaboration


 

Pada pembukaan, Thibaut Portevin sebagai Head of Cooperation EU Delegation to Indonesia memberikan sambutan. Ia menjelaskan bagaimana praktik kolaborasi ini akan melibatkan partisipasi multi-stakeholder, seperti pembuat kebijakan, pemerintah, sektor privat, akademisi, masyarakat, dan lain-lain, untuk bergerak bersama membangun kota serta lingkungan yang berkelanjutan. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembukaan dari keynote speaker pada masing-masing kota, yaitu Jakarta, Berlin, dan Bangkok. 


 

Tiga Kota dengan Tujuan Bersama


 

Dalam konferensi ini, wakil masing-masing kota memaparkan tentang transformasi digital dan rangkaian proyek dalam membangun smart city yang berkelanjutan. Inovasi yang dibangun pada kolaborasi ini memiliki tujuan sama, yaitu menata perkotaan yang berfokus pada masyarakat atau people-centered


 


 

Kesempatan pertama diberikan kepada Jakarta yang diwakili oleh Yudhistira Nugraha, Kepala Jakarta Smart City, untuk memaparkan ide mengenai pembangunan smart city dan mewujudkan transformasi digital. Dalam membangun smart city, Yudhistira menyebut perlu adanya kolaborasi untuk berinovasi dan mewujudkan kebahagiaan masyarakat dengan memiliki ekosistem yang terintegrasi. Ekosistem tersebut akan diwujudkan dengan transformasi digital dan partisipasi dari berbagai stakeholder. Ekosistem ini kemudian diwujudkan dalam bentuk program yang meliputi bidang kesejahteraan, bisnis, ruang, serta pemerintah. Program tersebut adalah transformasi digital, membangun sistem pemerintah yang berbasis agile data-driven, membangun sistem kesejahteraan yang inklusif dan terpersonalisasi, serta mewujudkan ekonomi yang adaptif. Saat ini, bentuk transformasi digital tersebut dapat dilihat pada aplikasi JAKI yang menyediakan layanan terpersonalisasi untuk masyarakat di Jakarta. 


 


 

Setelah Jakarta, giliran berikutnya Dr. Angela Jain, Co-Lead Smart City, The Governing Mayor of Berlin, untuk menyampaikan ide pembangunan smart city di Ibu Kota Jerman itu. Berdasarkan pemaparan Dr. Angela, pembangunan smart city  di kotanya dimulai dengan German Smart City Charta pada 2017, yang memiliki beberapa agenda dan diimplementasi beberapa tahun kemudian. Program tersebut dimulai dengan beberapa pilot project, seperti menyediakan ruang smart city, penataan air, pengelolaan data dan administrasi, crisis-proof communication, serta melibatkan partisipasi publik dan public budgeting. Inovasi yang dilakukan di Berlin bertujuan untuk mewujudkan kota yang lebih berkelanjutan, liveable, resiliens, serta kooperatif. Hal ini berlandaskan pada inovasi dan pengambilan keputusan yang bersifat people-centered, selain memanfaatkan perkembangan teknologi, sehingga pembangunan kota bisa lebih inklusif. 


 

Terakhir, paparan disampaikan kota Bangkok yang diwakili oleh Jade Bunruangrod, Direktur Pathai Social Enterprise. Ide pembangunan smart city di kota Bangkok bertujuan sama dengan kota-kota sebelumnya, yaitu mewujudkan inovasi dan happiness. Namun, dalam mencapai tujuan tersebut, ada permasalahan. Langkah yang diambil untuk menyelesaikan permasalahan di kota tersebut dengan membangun trust, agar inklusivitas dan kolaborasi tercipta. Adapun program yang dilakukan terkait pembangunan tersebut yaitu membangun area pertanian, taman bermain, serta menyediakan fasilitas mobilisasi masyarakat. Menurut Jade, dalam pembangunan smart city, dibutuhkan kolaborasi dan kreativitas untuk berinovasi di Thailand. 


 

Deep Dive: Smart Mobility dan Smart Environment

Setelah sesi dengan keynote speaker dari Jakarta, Berlin, serta Bangkok, konferensi dilanjutkan dengan sesi deep dive. Sesi ini membahas dua topik mengenai tantangan dalam membangun urban collaboration, yaitu memonitoring multimodal transportation dan solusi tentang lingkungan yang salah satunya terkait kebersihan udara di perkotaan. Sesi ini terbagi menjadi dua. Pertama, mengenai paparan ide dan kedua, mengenai diskusi lebih mendalam. Kedua sesi ini dihadiri oleh para akademisi serta stakeholder yang terkait pada bidangnya masing-masing, seperti transportasi dan lingkungan. 


 

Topik pertama pada sesi deep dive adalah mengenai integrasi transportasi. Pembicaranya antara lain Dr. Yossapong Laoonual dari King Mongkut’s University of Technology Thonburi, Jan Ramos Pandia dari Chief Operating System Hukumonline.com, Faela Sufa dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Southeast Asia, serta Sebastian Wolf sebagai Project Lead Jelbi App. Sesi ini membahas permasalahan transportasi, seperti jaringan transportasi yang belum terintegrasi dan fasilitas-fasilitas yang kurang memadai. Karena itu, pembangunan transportasi di perkotaan akan dilakukan berdasarkan orientasi transit dan dapat menggunakan multimodal transportationMultimodal transportation ini merupakan sistem transportasi kombinasi yang terdiri dari dua transportasi atau lebih. Salah satu contohnya JakLingko di Jakarta yang melayani lebih dari satu moda transportasi seperti kereta dan bus. Saat ini, adanya ride-hailing app juga menjadi salah satu contoh bagaimana mengintegrasi berbagai moda transportasi di perkotaan. 


 


 

Adapun sesi pembahasan mengenai kebersihan udara berfokus pada isu polusi udaraSesi ini diisi oleh Martin Lutz (Head of Air Quality Planning, Senate Department for Environment, Transport), Ririn Radiawati Kusuma (Indonesia Country Coordinator for Environmental Health at Vital Strategies), Dr. Supat Wangwongwatana (ahli polusi udara Thailand), serta dimoderatori oleh Wicaksono Sarosa (Direktur Ruang Waktu). Pembahasan dalam sesi ini berisi tentang permasalahan polusi udara di masing-masing kota, yakni Jakarta, Berlin, dan Bangkok. Penyebab polusi udara ini diakibatkan oleh pembangunan dan kemacetan di kota. Oleh karena itu, menurut para pembicara dalam panel ini, tata kelola di perkotaan perlu memperhatikan air quality measurement dan mengubah perilaku masyarakat untuk beralih menggunakan moda transportasi beremisi rendah. 


 

Kolaborasi dan Investasi dalam Masalah Smart City 

Sesi panel berikutnya membicarakan tentang strategi kolaborasi dan investasi untuk mendorong keberlanjutan ekonomi serta bisnis dalam smart city. Adapun panelis pada sesi ini di antaranya Dr. Angela Jain, Arakin Rakchittapoke (Head of Substructure AIS), Beate Albert (Head of Unit, Berlin Partner), dan Juan Intan Kanggrawan (Head of Data Analytics, Jakarta Smart City).  


 

Permasalahan membangun smart city di kota Jakarta, Berlin, serta Bangkok, tak dapat dilepaskan dari strategi dan inovasi bisnis untuk keberlanjutan. Masing-masing pembicara memaparkan ide serta strategi yang dilakukan di masing-masing kota. Seperti di Thailand, ada program untuk membangun startup dan platform kolaborasi. Kemudian, di Kota Berlin, ada program-program yang bersifat people centered. Sedangkan di Jakarta, strategi pemerintah adalah mengajak kolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk administrasi serta investasi, agar lebih scalable atau berskala. Namun, untuk mewujudkan kolaborasi dalam smart city, perlu keterlibatan publik, selain kolaborasi antara sektor pemerintah dan privat.



 

Keberlanjutan Smart City dalam Program Smart Change 

Sesi terakhir konferensi membahas program Smart Change yang berkelanjutan melalui  pembelajaran daring dan exchange platform. Pembicara pada sesi ini di antaranya Helen Franke (Program Manager Smart Change Jakarta) dan Fenton Martin (Tech Lead, Deggan Technowave). Pada tahun depan akan diadakan program, seperti membentuk online platform untuk pembelajaran dan ruang berinteraksi antar startup di berbagai negara. Ke depannya, Smart Change juga akan menghadirkan program-program lain yang bertujuan untuk memajukan perkotaan, dengan kolaborasi bersama berbagai pihak. 


 

Itulah pembahasan tentang rangkaian acara dalam konferensi daring Smart Change mengenai urban collaboration. Di acara ini, banyak tertuang ide dan inovasi bersama untuk membangun smart city yang berkelanjutan serta inklusif. Sekarang saatnya kita mendukung program-program berkelanjutan dan berkolaborasi dalam Smart Change. Supaya enggak ketinggalan, kamu pun bisa mengikuti informasi terbarunya melalui Smart Change Jakarta

Artikel Events Lainnya

Jakarta Fair Kemayoran atau Pekan Raya Jakarta udah digelar! Ternyata, ada sejarah menariknya sebelum jadi festival terbesar seperti sekarang.

Antusias nunggu waktu berbuka puasa? Yuk, ngabuburit di event-event Ramadan ini!

Kalau lagi nyari event-event asyik buat isi libur panjang, coba cek ini!

Hobi nonton acara kesenian dan kebudayaan? Jakarta punya banyak. Yuk, cek di sini!

Tak lagi menjadi ibu kota pada 2024, Jakarta siap menjadi kota global. Apa sajakah yang perlu dipersiapkan? Cari tahu di sini!

Kegiatan utama Hack4ID x JAKI rampung minggu lalu! Selama dua hari, startup founders berinovasi mengembangkan JAKI. Simak keseruannya di sini.