Mengenal Sejarah Jakarta Fair Kemayoran
Halo, Smartcitizen. Pernahkah kamu mendengar tentang Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair? Bagi warga Jakarta, perhelatan ini mungkin sudah tidak asing lagi ya. Diadakan setiap bulan Juni bertepatan dengan ulang tahun Jakarta, kegiatan tersebut selalu dinantikan masyarakat Jakarta.
Â
Jakarta Fair Kemayoran 2024. Sumber: Jakarta Smart City
Â
Banyak kegiatan unik dan menarik yang bisa diikuti di PRJ, demikian event ini biasa disingkat. Mulai dari berbagai pameran hingga aksi panggung musisi-musisi terkenal di Tanah Air bisa kamu saksikan di sini. Itulah yang membuatnya banyak dinanti-nantikan masyarakat Jakarta dan sekitarnya.
Sebelum menjadi festival terbesar di Jakarta sekarang, ternyata PRJ punya kisah yang menarik, lho! Seperti sempat mengalami melewati beberapa perubahan nama hingga akhirnya sekarang dikenal sebagai Jakarta Fair Kemayoran atau bisa disebut juga JFK. Kemunculan JFK ini tak lepas dari pascatragedi 1965 yang mengakibatkan ekonomi Indonesia anjlok, diperlukan ide baru untuk mendongkrak perekonomian nasional yang melahirkan acara ini.
Seperti apa perkembangannya? Yuk, baca artikel ini!
Terinspirasi Pasar Gambir
Sumber: Collectie Tropenmuseum
Sejak akhir abad ke-18, wilayah Gambir telah menjadi kawasan Weltevreden atau jantung kota Jakarta. Banyak sekali jejak bangunan bersejarah yang masih dapat terlihat, mulai dari Willemkerk (Gereja Immanuel), Gereja Katedral, IndischeWoohuis (Galeri Nasional), Volksraad (Gedung Pancasila), hingga Pasar Gambir yang merupakan ruang publik untuk semua kalangan.
Waktu itu, Pasar Gambir merupakan pasar malam terbesar di Hindia Belanda. Konsep tata ruang dan penempatan aneka venue di Pasar Gambar diatur sedemikan rupa, sehingga menjadi arena pertemuan berbagai kelompok lintas etnis dan budaya dari seluruh Kota Batavia. Pameran yang ditampilkan juga beragam, seperti berbagai produk budaya dan seni lokal. Tak ayal, pengunjung ramai mengunjungi Pasar Gambir, diperkirakan sekitar 310.000 orang pada 1936.
Diselenggarakan bertepatan dengan ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina, pada 31 Agustus 1898, sekaligus menyambut hari penobatannya, pasar ini diadakan setahun sekali selama satu pekan antara Agustus dan September. Kegiatan pasar malam ini terhenti sejak masa pendudukan Jepang pada 1942.
Djakarta Fair
Sumber: Voi.id
Setelah Indonesia merdeka, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menggagas penggabungan berbagai pasar malam yang ada di Jakarta dalam satu festival, demi meningkatkan pemasaran produk dalam negeri. Kemudian, ia menginstruksikan Syamsudin Mangan, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin), untuk mewujudkannya pada 1960-an.
Akhirnya, tercetuslah ide pameran akbar dan terpusat yang berlangsung dalam waktu lama pada 1967. Pemprov DKI Jakarta menyambut hangat gagasan itu dengan membentuk panitia sementara, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1968. Melalui Perda tersebut, Djakarta Fair menjadi acara tetap tahunan ibu kota setiap 22 Juni yang merupakan hari ulang tahun DKI.
Djakarta Fair atau Jakarta Fair diselenggarakan pertama kali pada 5 Juni-20 Juli 1968. Presiden Soeharto membukanya dengan melepas burung merpati pos. Lokasinya di kawasan Monas selama 1968–1991. Djakarta Fair pertama bisa dikatakan sukses, karena mampu menyedot 1,4 juta pengunjung.
Jakarta Fair Kemayoran
Jakarta Fair Kemayoran 2024. Sumber: jakartafair.co.id
Â
Dalam perkembangan selanjutnya, pengelolaan Djakarta Fair diserahkan kepada Yayasan Penyelenggara Pameran dan Pekan Raya Jakarta, sehingga berganti nama menjadi Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta (PRJ).
Tempat penyelenggaraannya pun berpindah, karena menyesuaikan dengan kebutuhan area yang bertambah. Sejak 1992, PRJ berlangsung di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta Pusat, dengan area seluas 44 hektare. Namanya kemudian ikut menyesuaikan menjadi Jakarta Fair Kemayoran (JFK).
Hingga saat ini, Jakarta Fair telah menjadi festival yang konsisten diselenggarakan dengan berbagai pendekatan, dari konser musik, kuliner, pameran, sampai pesta kembang api. Pesta tahunan ini merupakan bagian pula dari rangkaian acara memeriahkan ulang tahun Jakarta dan memajukan ekonomi masyarakat.
Nah, setelah membaca artikel ini, kamu jadi lebih paham tentang sejarah PRJ kan? Yuk, dukung terus produk-produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan mengunjungi Pekan Raya Jakarta. Ikuti juga media sosial Jakarta Fair dan Jakarta Smart City untuk mengetahui informasi menarik lainnya.