31 Mar 2023

Jurus-jurus Jitu Jakarta Hadapi Kemacetan

Oleh:Muhammad Raedyan Kahfi

Editor:Ramdan Malik Batubara, Aditya Gagat Hanggara

31 Mar 2023

Smartcitizen, siapa nih yang suka beraktivitas atau bekerja di Jakarta? Pasti sudah enggak asing lagi sama banyaknya kendaraan bermotor yang berlalu-lalang. Melansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kendaraan bermotor di Jakarta terus meningkat setiap tahun. Pada 2022, kendaraan bermotor di Jakarta mencapai 26,37 juta unit. Jumlah ini meningkat 4,39% dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebanyak 25,6 juta unit. Peningkatan kendaraan ini bagaikan dua mata pisau. Berdampak positif, seperti penguatan industri otomotif dan daya beli masyarakat. Namun juga berdampak negatif, dengan polusi udara dan kemacetan yang meningkat.

Menanggapi hal tersebut, Pemprov DKI Jakarta terus berkomitmen untuk menemukan solusi dan cara yang efektif dalam menangani kemacetan. Tercantum sebagai salah satu dari tiga program strategis dalam Rancangan Perda (Raperda) APBD 2023, ini merupakan bentuk keseriusan Pemprov DKI dalam menangani kemacetan Jakarta. Apa saja langkah yang akan dilakukan? Yuk, simak artikel ini ya.

Peningkatan Sarana Transportasi Massal

Transportasi Massal

Salah satu cara mengurai kemacetan Jakarta adalah meningkatkan transportasi massal yang saling terintegrasi dengan menggunakan konsep yang berorientasi transit (transit oriented development). Pembangunan moda transportasi bukan hanya menyiapkan infrastruktur berupa stasiun maupun halte saja, tapi juga sebagai paduan antara fungsi transit antara manusia dan ruang publik lainnya. Smartcitizen jadi bisa punya berbagai pilihan untuk pergi ke mana pun tanpa menggunakan kendaraan pribadi.

Moda transportasi pertama yaitu MRT Jakarta yang sedang dalam pembangunan fase 2, terdiri dari fase 2A dan 2B sebagai bagian dari koridor Bundaran HI-Kota. Fase 2A meliputi jalur utama sekitar 5,8 kilometer dengan enam stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok) dan satu stasiun at grade (Kota). Per Februari 2023, progres pembangunan keseluruhan fase 2A sudah mencapai 20,33%. Fase 2B meliputi Stasiun Kota, Mangga Dua, Gunung Sahari, dan Ancol, hingga depo di Ancol Barat sekitar 5,2 kilometer. Fase 2B ini masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).

Moda transportasi massal selanjutnya yang dalam peningkatan adalah LRT Jakarta. Pembangunan fase 1B mencapai 6,4 kilometer dengan rute Velodrome ke Manggarai. Hal tersebut akan membuat LRT Jakarta menambah lima stasiun (Pemuda, BPKP, Pasar Pramuka, Matraman, dan Manggarai). Berbagai hal kini telah dilakukan untuk mewujudkannya, seperti koordinasi dan persiapan tender.

Wiiih, makin enggak sabar ya naik transportasi umum yang kian sat set.

Perjanjian Kerja Sama Pengembangan Proyek MRT Jakarta

MRT Jakarta

Selain integrasi antar moda transportasi, konektivitas antarwilayah menjadi kunci untuk memudahkan mobilitas Smartcitizen. Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk pengembangan moda transportasi massal. Kerja sama yang dijalin bukan hanya dari dalam negeri, melainkan juga dari luar negeri.

Jepang, Inggris, dan Korea Selatan menjadi negara yang menyatakan minatnya untuk berpartisipasi mengembangkan transportasi massal MRT Jakarta. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Indonesia dengan Jepang dan Inggris, yang berlangsung di Bali pada November 2022 lalu.

Nota kesepahaman tersebut terdiri dari tiga hal. Pertama, Memorandum of Cooperation (MoC) antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang tentang kelanjutan pembangunan MRT Jakarta Barat-Timur Line Phase 1. Kedua, Letter of Intent (LoI) antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Inggris tentang Kerja Sama Pembangunan MRT Jakarta, terutama untuk MRT Barat-Timur Fase 2. Ketiga, Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Korea Selatan tentang pembangunan fase 4 lintas Fatmawati-Kampung Rambutan.

MRT Fase 3

Koordinasi maupun kerja sama dengan Pemerintah Daerah juga dilakukan, untuk pembangunan MRT Timur-Barat rute Cikarang-Jakarta-Balaraja fase 1 (Tomang-Medan Satria). Ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Plt. Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, pada Februari 2023 lalu.

Waahh, nantinya ke mana-mana jadi lebih gampang nih naik transportasi umum.

Penataan Kawasan Stasiun Tahap 2

Stasiun Tanah Abang

Smartcitizen pernah naik KRL lalu turun di Stasiun Tanah Abang? Nah, kalau kamu lihat, tempat sekitar stasiun sudah lebih rapi, bukan? Itu merupakan salah satu wujud dari revitalisasi maupun penataan kawasan oleh Pemprov DKI Jakarta. Hal tersebut diperlukan agar proses mobilisasi menjadi lancar dan integrasi sistem transportasi antarmoda menjadi mudah. Sejak 2020, Pemprov DKI Jakarta melakukan penataan kawasan tahap satu di Stasiun Juanda, Pasar Senen, Tanah Abang, dan Sudirman.

Penataan kawasan ini dapat mengurangi kemacetan, karena membuat lingkungan sekitar stasiun menjadi lebih tertib dan teratur. Perekonomian lingkungan sekitar mendapatkan angin segar juga, akibat peningkatan mobilitas masyarakat pengguna transportasi umum. Fasilitas hasil revitalisasi menghadirkan suasana nyaman, ramah, dan mengutamakan penggunaan transportasi publik.

Setelah tahap satu selesai, penataan kawasan tahap dua dilakukan di Stasiun Tebet, Palmerah, Gondangdia, Manggarai, dan Jakarta Kota, sebagai target selanjutnya. Pada 2021, Stasiun Palmerah, Tebet, dan Gondangdia sudah selesai ditata, sehingga tersisa dua stasiun lagi yang kini masih dalam proses penyelesaian.

Revitalisasi Halte Transjakarta

Halte Transjakarta Bunderan HI

Smartcitizen sudah jalan-jalan ke halte baru Transjakarta di Bundaran HI, belum? Bentuk haltenya sudah baru, seperti kapal pesiar di tengah kota, lho!

Halte tersebut merupakan satu dari total 46 halte yang telah direvitalisasi sepanjang tahun 2022. Beberapa halte lainnya yang telah selesai direvitalisasi dan sudah kembali beroperasi adalah GBK, Balai Kota, Kwitang, dan Cikoko-Stasiun Cawang yang sudah terintegrasi dengan stasiun KRL dan LRT.

Revitalisasi yang dilakukan bertujuan untuk mengutamakan kenyamanan pelanggan dan mempermudah kepentingan mobilitas masyarakat. Oleh karena itu, berbagai fasilitas hadir melengkapi halte baru hasil revitalisasi tersebut, seperti musala, toilet, area retail, hingga berbagai fasilitas lain yang ramah bagi penyandang disabilitas.

Pada 2023, PT Transjakarta menargetkan ada 72 halte lagi yang akan rampung direvitalisasi, dari sekitar 200 halte. Halte-halte yang direvitalisasi tersebut sebagian dipindahkan ke halte sementara, karena ada yang terdampak pembangunan MRT fase 2A, sehingga rute-rute Transjakarta juga turut disesuaikan.

Baca juga: Rute Transjakarta selama pembangunan MRT

Uji Coba Penutupan (U-Turn) dan Pemberlakukan Sistem Satu Arah (SSA)

Kemacetan Jakarta

Selain transportasi umum, Pemprov DKI Jakarta mempunyai program lanjutan untuk mengatasi kemacetan. Pertama, mengurangi putaran balik atau u-turn. Keberadaan putaran balik pada beberapa ruas jalan di Jakarta menjadi salah satu penyebab titik kemacetan, karena kendaraan harus mengurangi kecepatannya dan terjadi antrean akibat volume kendaraan yang berlebih.

Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta bersama Polda Metro Jaya akan merencanakan penutupan 27 titik putaran balik (u-turn) yang tersebar di lima wilayah. Penutupan ini dilakukan secara bertahap dan berjalan seiring dengan penerapan program kedua, yaitu pemberlakuan Sistem Satu Arah (one way) di tujuh ruas jalan.

Kebijakan penutupan putaran balik di ruas jalan yang menerapkan sistem satu arah akan dilakukan secara bertahap, efektif sampai Juni 2023. Kemudian dilakukan evaluasi selama tiga bulan, hingga akhirnya nanti akan ditutup permanen dengan water barrier. Harapannya, kedua program ini dapat mengurangi kemacetan di Jakarta.

Memperbanyak Akses Trotoar dan Skywalk

Trotoar Sudirman-Thamrin

Smartcitizen sudah pernah coba transit di Kebayoran Lama lewat skywalk? Atau jalan-jalan menikmati senja sambil melihat gedung-gedung Jakarta sepanjang Sudirman-Thamrin? Pemandangannya bagus dan nyaman dinikmati, bukan?

Pemprov DKI Jakarta juga punya program untuk para pejalan kaki sebagai bagian dari integrasi transportasi dan mengurangi kemacetan di Jakarta. Salah satu programnya yaitu tentang trotoar dan jembatan penyeberangan orang.

Pada 2023, direncanakan revitalisasi trotoar dengan target sepanjang 200 kilometer. Proses revitalisasi ini memperhatikan banyak aspek, mulai dari keterhubungan trotoar dengan fasilitas publik, konektivitas dalam kawasan, dan desain yang universal. Pejalan kaki menjadi prioritas utama melalui pembenahan fasilitas trotoar atau jalur pedestrian hingga jembatan penyeberangan orang.

Dengan adanya revitalisasi, trotoar menjadi bebas pohon, tiang listrik, dan kabel semrawut, sehingga masyarakat dapat menikmati pemandangan atau berjalan kaki tanpa hambatan. Kini, 110.499 meter persegi trotoar sudah dibangun dan akan terus ditingkatkan demi memberikan fasilitas publik yang nyaman.

Nah, itulah informasi tentang langkah-langkah Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi kemacetan. Yuk, dukung terus berbagai macam programnya dan gunakan transportasi publik untuk membantu mengurangi kemacetan. Jangan lupa ikuti media sosial JSClab untuk update info terkini tentang transportasi publik ataupun info menarik lainnya.

Artikel Smart Mobility Lainnya

Rute MRT Jakarta akan bertambah! Pembangunan Fase 2 dan 3 akan membentang untuk Lintas Utara–Selatan dan Lintas Timur–Barat. Cek di sini!

Pin prioritas Transjakarta membantu penumpang prioritas diidentifikasi dan mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan. Cek cara mendapatkannya di sini.

Kunjungan dan Misa Akbar Paus Fransiskus akan diselenggarakan 4 dan 5 September. Cek pengalihan lalu lintas hingga rute Transjakarta di sini.

Jangan langsung pergi. Setelah tap out, silakan minta stempel stasiun MRT Jakarta. Cek caranya di sini, yuk!

Kamu sering naik Transjakarta? Per Agustus 2024, beberapa haltenya punya nama dan wajah baru, lo. Yuk, baca di sini supaya enggak ketinggalan!

Sistem ganjil-genap (gage) berlaku di Jakarta. Inilah 25 ruas jalan yang menerapkannya per Juli 2024, lengkap dengan aturan dan jadwal.