04 Jun 2021

Warna-warni Kisah UMKM Jakarta yang Tergabung dalam Jakpreneur

Oleh:Teresa Simorangkir

Editor:Aditya Gagat Hanggara

04 Jun 2021

Smartcitizen! Pernah bermimpi untuk berwirausaha? Atau, malah sekarang sedang cari-cari kesempatan untuk merintis bisnis? Niat sih, sudah ada, tapi enggak mulai-mulai karena strateginya masih di awang-awang? Ditambah lagi urusan pemodalan dan perizinan yang kerap membuat minder. Duh, makin ciut, deh! Tapi, tak apa. Bisa jadi artikel ini adalah pertanda baik untuk kamu segera memulai usaha bersama Jakpreneur. Ya, lewat program yang dirawat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini, Jakpreneur berikhtiar untuk membawa angin segar bagi para pemilik UMKM di ibu kota. Yuk, kita simak kisah-kisah pemilik UMKM Jakarta yang merintis bisnisnya bersama Jakpreneur!

Vidi Damayanti, Pemilik MamaIbu Chicken Wings and Sauce

Vidi Damayanti memulai usaha kulinernya pada 2017. Sejak awal, ia memang tertarik pada dunia kuliner dan hobi memasaknya tak lekang oleh waktu. Bisnis yang ia beri nama MamaIbu Chicken Wings and Sauce ini pun bermula dari resep yang ia coba-coba sendiri.

“Saya suka masak dan kreasi resep sendiri. Saya juga pecinta fusion food dan suka beli-beli. Saya pikir, harganya lumayan mahal ya, kenapa saya enggak coba bikin sendiri aja? Akhirnya saya mulai coba-coba bikin resep signature sauce MamaIbu, sampai ketemu satu rasa yang pas. Ternyata, teman-teman saya pada suka. Kalau mau main ke rumah, mereka suka minta dibikinin chicken wings. Dari situlah saya berpikir untuk mencoba berbisnis. Alhamdulillah, dari awal dipasarkan, animonya sudah bagus,” cerita Vidi.

Seiring waktu berjalan, Vidi tak ingin hanya sekadar berjualan. Ia hendak naik kelas menjadi pengusaha. Namun, mimpi ini hanya ia simpan sendiri, karena Vidi tidak tahu harus memulai dari mana. Hingga akhirnya pada 2019, lewat informasi dari temannya yang Ketua RW, Vidi mendaftarkan MamaIbu Chicken Wings and Sauce ke Jakpreneur. Vidi sadar, jika ingin menjadi pengusaha, ia butuh akses untuk pendampingan usahanya. Melalui Jakpreneur, Vidi optimis usahanya akan maju. Betul saja, mimpinya perlahan mulai terwujud lewat program-program Jakpreneur, seperti pendampingan manajemen usaha, manajemen keuangan, dan bimbingan sertifikasi.

“Dari yang awalnya uang usaha sama uang pribadi digabung, akhirnya mulai dipisah. Dari yang tadinya enggak tahu track-nya harus ke mana, perlahan mulai jelas dan jadi tahu. Kita diajarin cara scale up usaha kita,” kenang Ibu Vidi.

Saus khas ala MamaIbu

Selain mendapatkan ilmu wirausaha, Jakpreneur memberi kesempatan untuk pemilik UMKM Jakarta mengikuti beragam bazar yang rutin dilaksanakan. Lewat bazar inilah pintu untuk peluang-peluang baru mulai terbuka. Pemilik UMKM Jakarta memiliki peluang untuk berjejaring dengan sesama pengusaha, konsumen, hingga pihak penyelenggara bazar. Ditambah lagi, saat pelaksanaan bazar, UMKM Jakarta anggota Jakpreneur diberikan sewa tempat gratis. Kemewahan yang tidak akan diperoleh UMKM non-anggota Jakpreneur.

Setelah berkecimpung di dunia Jakpreneur, Vidi berharap agar UMKM Jakarta bergabung dengan Jakpreneur, khususnya perempuan.

“Ibu-ibu rumah tangga sebaiknya memanfaatkan waktu dengan belajar usaha, karena perempuan itu pasti bisa. Kita harus selalu mengembangkan diri dan mengembangkan usaha kita. Dengan Jakpreneur, semuanya dipermudah banget. Contohnya, untuk sertifikasi BPOM, HAKI, dan halal, semuanya jadi mudah. Hal-hal yang tadinya enggak mungkin, jadi mungkin banget.”

Namun, kisah berwirausaha tentu saja tak melulu lancar. Ketika pandemi menghantam, Vidi sempat tidak memiliki omzet sama sekali. Benar-benar nol rupiah. Ia terpaksa merumahkan sebagian karyawannya dan memutar otak agar bisa mempertahankan karyawan yang ada. Dengan susunan strategi baru, sekarang MamaIbu sudah kembali normal, bahkan bangkit dengan rencana yang lebih besar. Pada usianya yang hampir menginjak 50 tahun, Vidi sedang membidik target terbesar yang ingin ia capai tahun ini: mempersiapkan MamaIbu untuk ekspor.

“Pokoknya tahun ini saya harus ekspor! Kemarin sudah bertemu investor dan sudah atur ulang rencana karena pandemi. Terus, karena kemarin banyak yang PHK, orang-orang minat untuk franchise. Saya ingin terus membesarkan brand MamaIbu Chicken Wings and Sauce, karena impian terbesar saya adalah menciptakan lapangan pekerjaan dengan merekrut perempuan dari keluarga prasejahtera, terutama ibu-ibu rumah tangga. Saya ingin usaha ini 100% perempuan. Mimpi terbesar saya adalah menciptakan lingkungan kerja inklusif untuk perempuan yang bebas dari pelecehan seksual, catcalling, dan sebagainya,” tegas Vidi penuh semangat.

Chicken wings andalan MamaIbu

Tergoda untuk mencicipi kuliner MamaIbu Chicken Wings and Sauce? Langsung saja kunjungi akun Instagramnya di @mamaibu.chickenwings!

Alyta Siti Indahati, Pemilik Jari Indahati

Alyta, pemilik toko kerajinan tangan Jari Indahati

“Aku enggak bisa ngeliat yang polos-polos,” cerita Alyta tentang hobi decoupage-nya. Decoupage atau dekupase merupakan seni menghias benda dengan cara menempelkan pola-pola kertas berwarna dan bergambar, dipadu dengan cat khusus serta unsur-unsur dekoratif lain. Seni ini memerlukan ketelitian dan kesabaran, karena kertas-kertas yang ditempel tak akan terlihat seperti tempelan, tapi bak lukisan yang menyatu dengan cantik serta apik di atas permukaan benda yang dihias.

Tas decoupage hasil karya Alyta

Sejak SD, Alyta memang menyukai kerajinan tangan. Ia senang mempelajari dan membuat prakarya. Lalu, saat SMA, perempuan yang baru berusia 20 tahun ini mulai mencoba memasarkan hasil kerajinan tangannya lewat bazar sekolah. Dari awal yang sederhana itu, Alyta mulai rajin mengikuti bazar di tingkat kelurahan dan kecamatan, sampai akhirnya bergabung dengan Jakpreneur.

“Aku tahu Jakpreneur dari penyelenggara bazar. Dijelaskan bahwa Jakpreneur akan memberikan kegiatan yang bermanfaat buat aku. Contohnya pelatihan, dibantu mengurus izin usaha, serta mendapatkan koneksi untuk ikut kurasi. Dan itu semua benar, setelah gabung, aku dapat itu semua,” tambah Alyta.

Selain dibantu untuk membuat Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK), Alyta bercerita bahwa ia selalu mendapat kabar jika ada kurasi atau bazar. Bahkan, berkat kurasi-kurasi itulah, ia berhasil mendapatkan kios cantik untuk Jari Indahati di daerah strategis kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat.

Kios Jari Indahati di kawasan Sudirman-Thamrin. Sumber: @jari_indahati

“Kalau dulu aku enggak gabung dengan Jakpreneur, mungkin sekarang aku enggak akan di sini. Aku dapat ini (kios Jakpreneur) tuh dari kurasi. Awalnya dikasih tahu, ada kurasi di Thamrin 10. Ya sudah, aku ikut dan bawa produk aku. Setelah dinilai, ternyata aku lolos dan dapatlah kios ini,” ungkap Alyta

Tampilan dalam kios Jari Indahati

Alyta bercerita, UMKM Jakarta yang menjadi anggota Jakpreneur akan diprioritaskan untuk mengikuti bazar atau acara-acara kewirausahaan. Usaha-usaha mereka bakal melewati proses kurasi terlebih dahulu, untuk memastikan kualitas produk yang akan dijual. Bila ada packaging atau kemasan produk yang kurang menarik, pemilik usaha bakal dibimbing dan dilatih lagi, sehingga bisa menciptakan kemasan yang atraktif.

Setelah berusaha bersama Jakpreneur, Alyta mengaku bahwa perjalanan Jari Indahati sangat terbantu. Ia berharap, semoga Jakpreneur bisa membantu lebih banyak lagi pelaku UMKM Jakarta. Tak ketinggalan, Alyta ingin mengajak warga Jakarta, khususnya yang masih muda, agar mulai berwirausaha.

“Jangan malu untuk terus maju, apalagi dengan adanya Jakpreneur, pelaku UMKM Jakarta akan dibantu memajukan usahanya,” imbuh Alyta.

Kios Jakpreneur Jari Indahati bisa kita temukan di ujung Jalan Purworejo, kawasan Sudirman-Thamrin, di sebelah gedung The City Tower. Untuk melihat keindahan koleksi Jari Indahati atau memesan produk kriyanya, lihat profil Instagram Jari Indahati di @jari_indahati.

Wina Salsabila dan M. Farid Alfa Rizki, Pemilik Tanemtanam Art

Tim Tanemtanam Art. Sumber: @tanemtanamart

Tanemtanam Art bermula dari kolaborasi dua mahasiswa, Wina dan Farid, yang ingin waktu luangnya lebih berfaedah di kala perkuliahan tingkat akhir. Farid bercerita, mulanya Tanemtanam Art memang bisnis tanaman. Namun, setelah dijalani, risiko dari bisnis ini kurang cocok untuk mereka. Akhirnya, Wina dan Farid memikirkan ulang strategi bisnis Tanemtanam Art, dengan tetap mempertahankan background tanaman.

Sejak awal, Wina memang hobi melukis dan kerap menampilkan lukisannya di Instagram. Sedangkan Farid berminat menekuni dunia wirausaha. Dari kolaborasi dua bakat inilah, lahir peluang usaha baru untuk memulai bisnis pot lukis Tanemtanam Art.

Pot lukis ala Tanemtanam Art. Sumber: @tanemtanamart

“Saya mencari-cari cara untuk mengenalkan produk Tanemtanam Art, hingga akhirnya ketemulah dengan program Jakpreneur. Saya lihat-lihat, programnya cocok untuk saya yang masih pemula dalam bisnis” papar Farid.

Lewat Jakpreneur, usaha Tanemtanam Art sangat terbantu, mulai dari pemasaran hingga lokasi usaha. Farid berkisah, Tanemtanam Art bisa mendapatkan tempat di M Bloc Market berkat rekomendasi Jakpreneur. Gayung bersambut, pihak M Bloc merasa produk Tanemtanam Art serasi dengan konsep M Bloc, sehingga tak dibutuhkan waktu lama untuk proses kurasi.

“Keuntungan ikut Jakpreneur itu, kalau ada kendala usaha, kita bisa konsultasi dengan pembina Jakpreneur. Selain itu, kita rutin diajak ikut seminar dan kalau ada kurasi dari pihak-pihak yang bekerja sama dengan Jakpreneur, kita didorong untuk ikut. Intinya, kalau butuh masukan, konsultasi untuk mengembangkan bisnis, Jakpreneur tempat yang tepat. Aman juga, karena ini kan program dari Pemprov,” imbuh Farid.

Wina turut menambahkan, “Marketingnya jadi makin oke. Sebelumnya kita hanya promosi dari Instagram dan Facebook Ads. Setelah join Jakpreneur, target pemasaran kita meluas ke seluruh Jakarta. Kita juga pernah ikut bazar di salah satu daerah di Jakarta dan kita tidak bayar uang sewa sama sekali”. Selain dari sisi pemasaran, Jakpreneur ternyata memberikan kesempatan bagi Tanemtanam Art agar usahanya semakin dikenal masyarakat.

“Instagram kami juga semakin ramai setelah diwawancara dan diliput oleh tim Jakpreneur,” cerita Wina. Selain itu, menurut Wina, bergabung dengan Jakpreneur akan membantu UMKM Jakarta untuk mengembangkan usaha di ranah offline. Calon pembeli bisa melihat langsung produk yang dijual, keuntungan yang tidak didapat bila hanya memasarkan produk secara online.

Selama pandemi, banyak usaha yang sulit bertahan. Tapi, cerita itu justru berbeda untuk Tanemtanam Art. Tawaran kerja sama justru banyak menghampiri, sehingga Wina punya target baru: memiliki beberapa tim pelukis pot untuk membantunya membesarkan Tanemtanam Art. Ia juga bermimpi untuk mempunyai komunitas pelukis pot.

Ingin membawa pulang pot lukis indah Tanemtanam Art? Eh, jangan lupa, kamu juga bisa pesan motif pot lukis sesuai seleramu, lho! Tertarik? Yuk, melipir ke Instagram Tanemtanam Art di @tanemtanamart!

Mulai Kembangkan UMKM Milikmu Bersama Jakpreneur

Kamu sudah membaca kisah-kisah perjalanan beberapa pemilik UMKM Jakarta yang bergabung dengan Jakpreneur. Satu hal bisa kita petik adalah dengan niat yang gigih dan fokus, Jakpreneur bisa menjadi jembatan emas untuk terus mengasah keterampilan wirausaha, sekaligus membuka peluang-peluang baru yang sebelumnya tidak terduga. Yuk, kita ambil manfaat program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini sebanyak-banyaknya! Apalagi sekarang Jakpreneur sudah terintegrasi di aplikasi JAKI, lho! Jadi Smartcitizen bisa mengakses info-info penting dengan praktis. Terakhir, supaya niat untuk bergabung dengan Jakpreneur semakin mantap, silakan baca artikel Jakpreneur dari Jakarta Smart City berikut:

Selamat memulai bisnis dan semoga bermanfaat ya, Smartcitizen!

Penulis dan Editor

Artikel Smart Economy Lainnya

Salah satu indikator kota cerdas adalah Smart Economy. Yuk cari tahu apa itu Smart Economy dan berbagai programnya di Jakarta!

Baca kisah-kisah pemilik UMKM Jakarta yang merintis bisnisnya bersama Jakpreneur lewat artikel berikut.

Kalau kamu belum akrab dengan program Jakpreneur, baca artikel ini terlebih dahulu, ya!

Kartu Lansia Jakarta (KLJ) tahun ini akan menjangkau 78.169 penerima. Cari tahu lebih lengkap soal KLJ lewat artikel ini, yuk!