03 Nov 2021

La Niña dan Potensi Hujan Jakarta

Oleh:Teresa Simorangkir

Editor:Aditya Gagat Hanggara

03 Nov 2021

Pada Oktober, beberapa wilayah di Indonesia sudah mulai memasuki musim hujan, termasuk Jakarta. Berdasarkan pemantauan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat nilai anomali telah melewati ambang batas La Niña, yaitu sebesar -0,61 pada Dasarian I (sepuluh hari pertama) Oktober 2021.

Bila berkaca pada 2020 lalu, La Niña meningkatkan curah hujan pada November-Januari di wilayah Jawa, Sumatera bagian selatan, Bali, NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan. Tahun ini, kondisi diprediksi relatif sama dan akan meningkatkan curah hujan bulanan berkisar 20%-70% di atas normal. Peningkatan potensi curah hujan ini mengharuskan kita untuk waspada terhadap bencana hidrometeorologi.

Sekilas Tentang La Niña dan Bencana Hidrometeorologi

Mengutip wawancara Jakarta Smart City dengan Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dr. Ir. Dodo Gunawan, DEA, La Niña adalah interaksi antara laut dan atmosfer yang terjadi di wilayah Samudra Pasifik. Saat La Niña terjadi, suhu di Samudra Pasifik relatif lebih dingin, sementara perairan atau laut wilayah Indonesia relatif lebih hangat. Kondisi ini menyebabkan banyak pembentukan awan hingga akhirnya menjadi hujan. Akibatnya, pada saat peristiwa La Niña, curah hujan di wilayah Indonesia menjadi lebih tinggi. Kondisi La Niña dapat berulang dalam beberapa tahun sekali dan tiap kejadian dapat bertahan sekitar beberapa bulan hingga dua tahun.

Tahun ini, La Niña di wilayah Indonesia berpotensi berkembang dengan intensitas lemah hingga sedang sampai Februari 2022. Selain itu, curah hujan bulanan diperkirakan meningkat antara 20%-70% di atas normal. Becermin pada kejadian tahun lalu, peningkatan curah hujan bisa berpotensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, curah hujan ekstrem, dan longsor. Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang disebabkan oleh parameter-parameter meteorologi seperti angin, curah hujan, kelembapan, dan temperatur.

Waspada La Niña: Lakukan Hal Ini Biar Aman

Pelajaran dari Dampak La Niña di Jakarta

Prediksi La Niña yang akurat dapat memberikan peringatan dini dan antisipasi bencana hidrometeorologi. Prediksi ini juga bisa membantu kita untuk mengurangi kerugian dan biaya yang ditimbulkan oleh bencana hidrometeorologi sebagai dampak dari La Niña. Pada awal 2020 lalu, seluruh wilayah Jabodetabek mengalami curah hujan tinggi. Jakarta dilanda banjir dengan rata-rata ketinggian air 10–350 sentimeter. Waktu yang dibutuhkan genangan untuk surut berkisar satu hingga empat hari. Kondisi seperti ini mengharuskan kita untuk meningkatkan kewaspadaan.

Tahun ini, Jakarta menghadirkan alat ukur curah hujan (ombrometer) di 267 kelurahan. Sebelumnya, ombrometer hanya terpasang di 10 kelurahan. Ombrometer ini digunakan sebagai acuan untuk antisipasi banjir saat hujan ekstrem, sehingga bila angka yang ditunjukkannya berpotensi banjir, pemerintah dan warga bisa melakukan langkah-langkah mitigasi. Tak hanya menyediakan ombrometer, Jakarta juga melakukan normalisasi saluran air, membangun sumur resapan (drainase vertikal), dan mengoptimalkan penggunaan pompa.

Tips Siaga Banjir Selama Musim Hujan

Waspada Bencana Hidrometeorologi dengan JAKI

Untuk mengetahui kondisi ketinggian air di pintu air dan pos pengamatan di Jakarta, kamu bisa menggunakan JakPantau di aplikasi JAKI, lho, Smartcitizen! Tersedia juga akses informasi banjir per RW di fitur ini. Selain itu, ada JakWarta yang akan mengirimkan informasi peringatan dini cuaca secara berkala ke smartphone kamu. Informasi yang kamu terima terdiri dari peringatan hujan serta potensi intensitasnya, status tinggi muka air, dan wilayah-wilayah yang diprediksi mengalami hujan. Seluruh informasi yang tersedia bersumber dari BMKG yang diteruskan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta. Tak hanya itu, bila kamu melihat kondisi yang mengganggu setelah hujan deras, laporkan lewat JakLapor agar mendapat penanganan tepat dari petugas. Untuk mendapatkan fitur-fitur ini, langsung saja download JAKI di App Store atau Play Store.

Penulis dan Editor

Artikel Smart Living Lainnya

Mau pinjam buku di Perpustakaan Jakarta tapi bingung pilih yang mana? Ini tiga rekomendasi buku yang insightful untukmu.

Mau healing ke taman? Pakai JAKI, kamu bisa cari taman di Jakarta, mulai dari cek lokasi sampai daftar kunjungan. Simak caranya di sini.

Memang bisa akses layanan ini itu di kompleks atau apartemen lewat aplikasi? Bisa! Kenalin, City Mobile Apps, inovasi terbaru buat integrasi layanan.

Tebet Eco Park masih ramai dikunjungi sampai hari ini. Di sana kamu bisa olahraga atau piknik. Gimana cara masuk Tebet Eco Park? Baca di sini ya.

Takjil jadi hal yang tak boleh terlewatkan saat berbuka puasa. Berikut ini lima tempat hunting takjil rekomendasi Jakarta Smart City. Baca di sini.

Musim hujan gini, kamu bisa lho laporin genangan atau banjir di sekitarmu. Yuk, cari tahu caranya dengan baca di sini!