16 Okt 2022

Transformasi Jakarta Selama Kepemimpinan Anies Baswedan

Oleh:Amira Sofa

Editor:Ramdan Malik Batubara, Aditya Gagat Hanggara

16 Okt 2022

Periode jabatan Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta berakhir 16 Oktober 2022 lalu. Selama masa kepemimpinannya, ia telah membuat banyak gebrakan yang memajukan Jakarta. Bahkan, mempersiapkan Jakarta sebagai kota cerdas yang akan menjadi pusat perdagangan dan bisnis global, selepas tak lagi menjadi ibu kota nanti. Berikut ini sederet inovasi yang telah dilakukan Anies selama lima tahun terakhir, berdasarkan pilar-pilar kota cerdas yang diusung Jakarta.

Smart Governance: Layanan Publik Terintegrasi

Dengan lebih dari sebelas juta penduduk, Jakarta menghadapi berbagai tantangan perkotaan. Salah satunya terkait penyaluran aspirasi yang belum efektif. Birokrasi pun masih belum efisien, mengingat Jakarta punya jutaan data dari berbagai instansi pemerintah. Tetapi, pada saat yang sama, layanan publik dari setiap dinas dikembangkan secara terpisah, tanpa kolaborasi dengan dinas-dinas lain. Sebagai solusi atas beragam permasalahan ini, dikembangkanlah JAKI. Sebagai super-app Jakarta, JAKI mengintegrasikan lebih dari 50 aplikasi milik Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dengan integrasi aplikasi, warga bisa mengakses seluruh informasi dan layanan dari semua sektor melalui satu platform dalam genggaman: JAKI. Sebagai contoh, jika ingin mengakses layanan kesehatan, kamu bisa cek JakSehat. Fitur ini pun tak hanya menyediakan satu layanan. Kamu bisa mengurus ragam keperluan kesehatan lainnya, dari daftar antrean fasilitas kesehatan, pemanggilan ambulans, hingga konsultasi kesehatan mental.

Saat Covid-19 melanda, JAKI juga ikut berperan besar dalam penanganannya. Layanan Pendaftaran Vaksinasi Covid-19 membantu percepatan vaksinasi, sehingga Jakarta menjadi provinsi pertama di Indonesia yang mencapai target vaksinasi. Beragam layanan lain pun dikembangkan untuk mempermudah masyarakat semasa pandemi, seperti penyediaan informasi data cakupan vaksinasi, informasi ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, uji risiko mandiri Covid-19, informasi dan pendaftaran donor plasma konvalesen, dan lain-lain.

Sistem kerja JAKI juga melibatkan masyarakat, komunitas, dan instansi untuk menjadi co-creator dalam membangun Jakarta, sehingga problem penyaluran aspirasi masyarakat terselesaikan. Dengan kata lain, sistem ini membuka peluang sebesar-besarnya bagi komunitas, akademisi, dan sebagainya untuk menciptakan inovasi di JAKI, demi memecahkan tantangan yang ditemukan dalam masyarakat. Selain itu, partisipasi masyarakat juga bisa dilihat dari kehadiran fitur-fitur yang membutuhkan keikutsertaan warga. Sebut saja JakLapor, kanal pengaduan yang bisa dipakai untuk melaporkan masalah kota yang mereka temui sehari-hari di Jakarta. Warga bisa menyalurkan keluh kesahnya, sementara OPD dapat menindaklanjuti berbagai masalah dengan lebih cepat dan efisien. Terbukti, selama 2017–2022, sejumlah 779.375 laporan berhasil diselesaikan oleh Pemprov DKI Jakarta.

Hingga saat ini, sudah ada lebih dari 20 fitur di aplikasi JAKI yang telah diakses lebih dari 50 juta kali oleh 2,4 juta pengguna aktif. Manfaatnya pun sudah terbukti. Berkat JAKI, kondisi dan kegiatan pemerintahan bisa terlaksana dengan lebih cerdas dan efisien, sehingga masyarakat dapat merasa lebih dekat dengan layanan publik yang mereka butuhkan.

Smart Living: Pembangunan dan Pembenahan Ruang Publik

Sepanjang masa jabatan Anies, ruang terbuka hijau semakin diminati dan merata persebarannya. 428 taman telah dibangun dan direvitalisasi. Penanaman pohon digalakkan hingga mencapai 213.951 buah. Sebanyak 48 hutan kota pun dibangun dan direvitalisasi. Selain mempercantik wajah Jakarta, upaya ini dilakukan agar taman-taman tersebut dapat menarik perhatian masyarakat untuk berkunjung. Dengan begitu, masyarakat memiliki lebih banyak alternatif ruang hiburan. Interaksi antarwarga masyarakat maupun dengan lingkungan sekitar akan menjadi lebih hidup pula.

Tebet Eco Park

Riset Dinas Pariwisata, Pertamanan dan Hutan Kota membuktikan, puncak pengunjung mingguan Tebet Eco Park mencapai 156.706 orang, melebihi Ancol, Ragunan, dan Taman Mini Indonesia Indah. Sebelum direvitalisasi, Tebet Eco Park merupakan dua taman yang letaknya berseberangan dan dipisah oleh Jalan Tebet Raya, yakni Taman Honda dan Taman Bibit. Kondisi tersebut dianggap tidak kondusif serta mengurangi daya tarik, sehingga revitalisasi perlu dilakukan.

Kini, Tebet Eco Park terbentang seluas tujuh hektare yang dibagi menjadi Zona Utara dan Selatan. Kedua zona tersebut dihubungkan oleh jembatan berbentuk infinity (tak terhingga) setinggi enam meter. Tak hanya fungsional, jembatan ini juga estetik, membuatnya menjadi spotfavorit pengunjung untuk berfoto.

Terowongan Kendal

Tempat lainnya yang makin apik setelah revitalisasi yakni Terowongan Kendal. Terowongan ini menjadi jalur pejalan kaki yang menghubungkan Stasiun Sudirman, Stasiun MRT Dukuh Atas, dan Stasiun BNI City. Dulu, terowongan ini tidak memiliki lampu, sehingga tampak suram dan sepi. Semasa jabatan Pak Anies, barulah Terowongan Kendal disulap dengan menghadirkan mural dan lampu warna-warni. Bahkan, saat ini terowongan kendal tak hanya menjadi tempat pejalan kaki melintas, tapi juga spot foto-foto dan ngonten anak muda.

Kampung Gembira Gembrong

Salah satu area yang baru saja diresmikan setelah direvitalisasi adalah Kampung Gembira Gembrong. Mulanya, area tersebut merupakan permukiman warga yang berada di Pasar Gembrong. Pasar tersebut sempat mengalami kebakaran April lalu, sehingga Pemprov DKI Jakarta merevitalisasinya, agar warga dapat kembali tinggal dan berjualan dengan nyaman pada Juli 2022. Setelah tiga bulan, revitalisasi selesai dan permukiman tersebut diresmikan oleh Gubernur Anies Baswedan dengan nama Kampung Gembira Gembrong.

Digital Nomad Jakarta

Sejak pandemi Covid-19 melanda, pola hidup masyarakat berubah. Kegiatan belajar dan bekerja bisa dilakukan jarak jauh via internet. Sistem work from home maupun work from anywhere sudah mulai diterapkan beberapa perusahaan. Dengan pola baru ini, Pemprov DKI Jakarta melihat kebutuhan dan peluang untuk menciptakan ruang ketiga. Ruang ketiga merupakan tempat alternatif untuk warga berinteraksi maupun bekerja, selain rumah dan kantor.

Lewat program Digital Nomad Jakarta, Pemprov DKI memberdayakan ruang-ruang publik di lima kota administratif Jakarta hingga Kabupaten Kepulauan Seribu, agar dapat menjadi destinasi work from anywhere bagi warga. Terdapat fasilitas yang bisa dinikmati selama berkunjung, dari penginapan, tempat makan, hingga akses internet gratis JakWifi.

Pengoptimalan serta revitalisasi fasilitas publik merupakan upaya Pemprov DKI Jakarta memberikan ruang layak huni bagi warga, sehingga mereka dapat menjalani hidup dengan kualitas terbaik.

Smart Branding: Jakarta Hadir dengan Branding Baru

+Jakarta

Tak hanya infrastruktur, Pemprov DKI Jakarta selama kepemimpinan Anies Baswedan turut membangun branding kota. Mengusung branding “Jakarta Kota Kolaborasi” atau yang diwujudkan dalam logo menjadi +Jakarta, kota ini melibatkan dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menciptakan perubahan, inovasi, dan menorehkan sejarah baru. Misalnya, dengan menggaet seniman, startup, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), lembaga kemanusiaan, mahasiswa, hingga komunitas untuk berkolaborasi. Terdapat enam kategori kolaborasi +Jakarta, yakni Environmental Resilience, Future of Work, Urban Regeneration, Innovation and Technology, Equality and Empowerment, serta Art and Culture.

Festival #IniJakarta

Branding baru Jakarta tadi diperkenalkan kepada masyarakat lewat berbagai cara, termasuk Festival #IniJakarta. Festival tahunan tersebut melibatkan relawan, UMKM, komunitas, dan lain-lain. Pada 2021 lalu, Festival #IniJakarta digelar selama tiga hari di Lapangan Banteng, sekaligus untuk meresmikan +Jakarta. Sementara tahun ini, festival yang sama digelar di Kota Tua pada 16–18 September 2022, dengan mengusung tema Raya Rasa Kota Kita. Pemilihan Kota Tua sebagai lokasi bertujuan untuk mengubah wajah Kota Tua sebagai wadah kreativitas dan kolaborasi bagi anak-anak muda.

Smart Economy: Transaksi, Cek Harga, Hingga Kembangkan UMKM Lewat Aplikasi

JakPenda dan JakOne Pay

Sebagai kota cerdas, roda perekonomian Jakarta berputar digerakkan inovasi teknologi, efisiensi sumber daya, keberlanjutan, serta kesejahteraan sosial. Karena itu, ragam inovasi dalam bidang ekonomi mulai digencarkan. Super-app JAKI, misalnya, memiliki beberapa fitur yang berkaitan dengan perekonomian warga. Salah satunya fiitur JakPenda yang memungkinkan kamu cek serta bayar pajak. Sekarang, tersedia pula pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hanya melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Pembayaran digital melalui QRIS tak hanya bisa dilakukan jika membayar pajak. Aplikasi JAKI juga punya fitur JakOne Pay yang bisa kamu gunakan untuk transaksi digital dengan QRIS.

JakPangan

Untuk membantu warga mengetahui harga bahan pangan terkini, JAKI pun menyediakan fitur JakPangan. Dengan cek JakPangan, kamu jadi tahu harga komoditas pangan, sehingga bisa memperkirakan pengeluaran sebelum belanja. Kamu bisa memiilih pasar pula, agar perkiraan harga lebih akurat.

JakPreneur

Fitur lainnya, JakPreneur, kini sudah bisa diakses juga di JAKI. Program tersebut menyediakan layanan kreasi, fasilitas, dan kolaborasi UMKM. Dengan menjadi anggota JakPreneur, UMKM bisa mendapatkan aneka bantuan, dari pelatihan, pendampingan, perizinan, pemasaran, pelaporan keuangan, hingga permodalan.

[Membedah Smart Economy dan Manfaatnya buat Jakarta]

Smart Mobility: Transportasi Terintegrasi Layaknya Negara Maju

30 Bus Listrik Beroperasi

Pembenahan yang paling terlihat selama lima tahun terakhir dari Jakarta yakni sektor transportasi. Berbagai inovasi dijalankan, darii penambahan armada Transjakarta, kehadiran bus listrik yang ramah lingkungan, revitalisasi stasiun, sampai sistem transportasi yang terintegrasi dengan JakLingko.

Bus listrik mulai beroperasi di Jakarta pada 8 Maret 2022. Sebanyak 30 armada bus listrik melayani masyarakat Jakarta saat ini. Kehadiran transportasi umum seperti Transjakarta telah membantu mengurangi kemacetan. Terbukti, selama lima tahun belakangan, peringkat kemacetan Jakarta menurun drastis dari 58% ke 37%.

Namun, dengan jumlah kendaraan pribadi yang terus bertambah, polusi udara menjadi tantangan tersendiri. Karena itu, bus listrik diluncurkan, dengan harapan bisa membantu meminimalkan emisi karbon yang dihasilkan dari kendaraan.

Revitalisasi Stasiun dan JPO

Demi kenyamanan bermobilitas, sejumlah stasiun dan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) pun direvitalisasi. Sebut saja Stasiun Manggarai yang direvitalisasi oleh PT Moda Integrasi Transportasi Jakarta (MITJ) hasil kolaborasi antara PT Kereta Api Indonesia dan PT MRT Jakarta. Sebagai stasiun tersibuk di Jakarta, Stasiun Manggarai bisa melayani lebih dari 20.000 penumpang dan 616 perjalanan sebelum pandemi Covid-19. Mengingat peran vital dan strategisnya, Stasiun Manggarai direvitalisasi menjadi lokasi pengembangan stasiun sentral. Nantinya, Stasiun Manggarai menjadi stasiun hub bagi tujuh persimpangan jalur kereta api, 14 lift, dan 14 eskalator. Saat pengoperasian penuh kelak, terdapat pula 18 jalur aktif yang delapan di antaranya terletak di lantai dasar dan sisanya pada jalur layang di lantai dua. Sementara lantai satu bakal difungsikan menjadi concourse.

Selain stasiun, Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) juga dibenahi. Sebagai contoh, JPO Karet Sudirman yang berbentuk kapal pinisi. JPO ini dibangun dengan beragam fasilitas, dari anjungan, lift besar, hingga akses ramah pejalan kaki, disabilitas, sampai dapat dilintasi pesepeda.

Integrasi JakLingko

Setara dengan negara-negara maju, sejak Maret 2022, Jakarta telah memiliki sistem integrasi transportasi melalui layanan seluruh mobilitas lewat JakLingko. Integrasi tersebut berupa pembayaran, tarif, dan rute di MRT, Transjakarta, LRT, KCI, serta Railink. Dengan integrasi ini, kamu dapat merencanakan, memesan, dan membayar berbagai jenis layanan transportasi hanya dengan aplikasi JakLingko.

Dengan satu kartu JakLingko saja, kamu bisa naik MRT, LRT, dan Transjakarta dalam satu kali perjalanan bertarif maksimal hanya Rp10.000!

Nah, sederet inovasi tersebut memudahkan mobilitas Smartcitizen, dengan transportasi publik yang lebih merata di Jakarta. Tak heran bila jumlah penumpang tahunan meningkat dua kali lipat dalam dua tahun terakhir dan 82,9% wilayah Jakarta telah terjangkau transportasi umum.

Itu tadi transformasi Jakarta sebagai kota cerdas semasa dipimpin Anies Baswedan. Keren, ya! Semoga Jakarta bisa lebih maju dan modern lagi pada periode berikutnya. Mau tahu lebih banyak soal implementasi kota cerdas di Jakarta? Kunjungi situs kami atau ikuti @jsclab di Instagram.

Artikel Kota Cerdas Lainnya

Periode jabatan Gubernur Anies Baswedan berakhir pada 16 Oktober 2022. Yuk, simak inovasi selama beliau memimpin untuk memajukan Jakarta.

Seperti apa transformasi digital yang dicanangkan pemerintah? Kita coba bahas lewat artikel ini, yuk!