Tanya Jawab Imunisasi Polio
Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahap Pertama sudah diselenggarakan sejak 23 Juli hingga 11 Agustus lalu. Kini, PIN Polio di Jakarta sudah memasuki Tahap Kedua. Kamu bisa mendapatkan dosis kedua imunisasi polio tetes di Posyandu, Puskesmas, sekolah, dan Pos Pelayanan Imunisasi terdekat di Jakarta, untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus polio. Punya pertanyaan terkait polio dan imunisasi polio tetes? Simak pertanyaan-pertanyaan beserta jawaban ini, siapa tahu salah satunya sama dengan pertanyaanmu.Â
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Imunisasi Polio
Mengutip media sosialDinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, ini pertanyaan paling mendasar tentang polio beserta jawabannya yang perlu Smartcitizen ketahui.Â
- Apa itu polio?Â
Polio merupakan penyakit yang sangat menular dan disebabkan oleh virus polio. Virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan mendadak dan kecacatan seumur hidup, karena menyerang sistem saraf, bahkan bisa menyebabkan kematian.Â
Kasus polio paling banyak terjadi pada anak-anak usia di bawah lima tahun, namun juga dapat terjadi pada semua usia.Â
Kriteria yang berisiko tertular virus polio sebagai berikut.
- Anak-anak usia di bawah lima tahun, namun juga dapat terjadi pada semua usia;
- Anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi polio lengkap akan lebih rentan terkena penyakit dan menularkan penyakit;
- Anak-anak yang tinggal di wilayah yang memiliki banyak anak dan banyak yang tidak mendapatkan imunisasi polio lengkap;
- Anak-anak yang tinggal di lingkungan sanitasi buruk dan tidak menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti jarang mencuci tangan pakai sabun dan masih buang air besar sembarangan.Â
Penyakit polio sangat berbahaya dan bisa menular pada anak yang tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit polio. Anak yang terjangkit polio tidak bisa diobati dan disembuhkan, namun bisa dicegah dengan imunisasi.Â
Hampir 90% kasus polio tidak disertai dengan gejala, atau hanya mengalami gejala ringan seperti sakit tenggorokan, demam, mual, kelelahan, sakit kepala, kekakuan di leher, nyeri anggota badan, dan nyeri perut.Â
Anak yang terinfeksi virus polio berisiko mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan bisa terjadi dalam 7-21 hari setelah terinfeksi. Jika ditemukan kasus kelumpuhan mendadak pada anak-anak <15 tahun, lapor segera ke Puskesmas atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat.Â
Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut, air, atau makanan yang tercemar kotoran/tinja yang mengandung virus polio. Virus berkembang biak dalam saluran pencernaan dan menyerang sistem saraf. Virus polio di dalam tinja dapat bertahan selama beberapa waktu dan menjadi sumber penularan.
Imunisasi polio lengkap adalah upaya yang paling efektif untuk mencegah penyakit polio. Smartcitizen perlu memastikan semua anak mendapatkan imunisasi polio lengkap, agar virus tidak menular dan menyebar luas dalam masyarakat.
Virus polio dapat menyerang sistem saraf pusat manusia, apabila yang diserang adalah saraf motorik atau alat gerak, manusia bisa lumpuh layu tiba-tiba.Â
Anak yang sudah diimunisasi masih bisa terkena penyakit jika imunisasinya tidak lengkap. Imunisasi rutin lengkap dan sesuai waktu, usia, dan dosis pemberian penting sekali untuk membentuk daya tahan pada tubuh anak serta membentuk sistem kekebalan di lingkungannya.Â
Imunisasi polio lengkap diberikan sebanyak 4 kali saat anak berusia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.Â
Imunisasi polio tetes sangat aman. Lebih dari 250 juta dosis telah diberikan di dunia dan tidak ada laporan efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang serius. Dalam pelaksanaannya di Indonesia, tidak ada laporan kejadian efek samping yang membahayakan. Imunisasi polio tetes telah disetujui oleh World Health Organization (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Imunisasi Polio Tetes dapat diberikan bersamaan dengan imunisasi rutin lainnya. Imunisasi Polio Tetes dapat diberikan bersamaan dengan vitamin A dengan urutan pemberian yaitu tetes polio terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pemberian vitamin A. Obat cacing diberikan dua minggu setelah pemberian Imunisasi Polio Tetes.Â
Anak yang sudah mendapatkan imunisasi rutin polio tetap harus mendapatkan imunisasi pada saat PIN Polio berlangsung. Tujuannya untuk melindungi anak dari virus polio dan menghentikan penyebaran virus polio serta menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB). Anak juga tetap harus melengkapi imunisasi rutin lainnya sesuai jadwal.Â
Karena polio tidak bisa diobati, tapi sangat mudah dicegah dengan imunisasi polio. Anak usia 0-7 tahun harus mendapat imunisasi polio tetes. Imunisasi kedua dilakukan minimal dua minggu setelah imunisasi pertama, agar mendapatkan kekebalan optimal terhadap virus polio dan terhindar dari kelumpuhan seumur hidup.Â
Demam merupakan reaksi yang sangat normal. Namun, tidak semua anak yang diimunisasi akan mengalami demam.Â
Pemberian imunisasi pada anak sakit seperti demam atau diare sebaiknya ditunda. Berikanlah imunisasi setelah anak sembuh atau sesuai saran dari dokter.
Â
Boleh, imunisasi polio tetes ditunda pada anak yang sedang demam dan diare sampai anak sembuh.
Imunisasi polio tetes tidak diberikan kepada kriteria berikut:
- Bayi dengan berat badan kurang dari 2.000 gram;
- Anak dengan gangguan sistem kekebalan (imunodefisiensi);
- Anak yang menderita HIV;
- Anak yang sedang dalam pengobatan jangka panjang, seperti kanker;
- Anak yang tinggal serumah dengan penderita gangguan sistem kekebalan (immunodefisiensi) atau dengan penderita HIV.
Pemberian imunisasi polio tetes pada kriteria di atas diganti dengan suntikan polio pada anak dengan HIV, anak dengan gangguan sistem kekebalan (immunodefisiensi), dan anak yang tinggal serumah dengan penderita HIV maupun immunodefisiensi.
Itu tadi beberapa pertanyaan paling mendasar mengenai polio dan imunisasi polio tetes beserta jawabannya. Ingin mendaftarkan anak mendapat imunisasi polio dosis kedua? Pekan Imunisasi Polio Tahap Kedua untuk pemberian dosis kedua sudah dimulai sejak 12 hingga 23 Agustus 2024. Dapatkan segera di Posyandu, Puskesmas, sekolah, atau Pos Pelayanan Imunisasi terdekat, ya!Â