Smart Environment: Cara Cerdas Mengelola Lingkungan Jakarta

Oleh:Eva Simorangkir

Editor:Ramdan Malik Batubara, Aditya Gagat Hanggara

24 Okt 2023

Pernah merasakan inovasi-inovasi berbasis teknologi di suatu kota? Inovasi-inovasi tersebut hadir untuk memudahkan kebutuhan. Artinya, kota tersebut tergolong kota cerdas atau smart city, contohnya Jakarta. Ada pilar-pilar yang mendukung penerapan smart city, salah satunya adalah Smart Environment. Jadi, bagaimana pilar yang satu ini berlangsung di suatu kota dan menyejahterakan warganya? Coba kita bahas, yuk, Smartcitizen!

Baca juga:

 

Flood Control System di Jakarta. Foto: Faith Arighi Arsyadi/Jakarta Smart City

Flood Control System di Jakarta. Foto: Faith Arighi Arsyadi/Jakarta Smart City

 

Tentang Smart Environment

Setiap hari, manusia menjalani sederet aktivitas di lingkungannya masing-masing. Jika lingkungan tidak dikelola dengan baik, maka akan berpengaruh buruk kepada penghuninya. Maka dari itu, suatu smart city perlu menerapkan Smart Environment atau “lingkungan cerdas” jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Smart Environment adalah tata cara mengelola lingkungan dengan tanggung jawab dan menjaga keberlanjutan. Pengelolaan ini pun dilakukan dengan menghasilkan inovasi-inovasi seperti: 

  • pengendalian banjir berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) 
  • pengelolaan sampah cerdas
  • mengurangi emisi karbon
  • energi cerdas
  • bangunan hijau 
  • manajemen sanitasi

 

Inovasi Smart Environment Jakarta

Sebagai metropolis yang kerap dihadapi berbagai rintangan, apakah Jakarta kehilangan cara untuk mengatasinya? Pastinya enggak! Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan langkah-langkah untuk menangani tantangan lingkungan. Seperti apa, ya? Yuk, telusuri bersama-sama!

Pengolahan RDF

Sampah enggak selamanya menjadi masalah. Ternyata, ada pengolahan yang bisa bikin hasil akhirnya menjadi berguna, lo! Namanya RDF (Refuse-Derived Fuel), mengolah sampah dengan nilai kalor dan spesifikasi tertentu, sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara. Pengolahan ini dilakukan di TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) Bantargebang, Bekasi.

 

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di RDF Plant Bantargebang, 27 Juni 2023. Foto: Diskominfotik DKI Jakarta

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di RDF Plant Bantargebang, 27 Juni 2023. Sumber: Diskominfotik DKI Jakarta

 

20 truk yang membawa hasil RDF pun dijual oleh Pemprov DKI Jakarta ke pabrik-pabrik semen seperti PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk dan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI). Ada tahap-tahap yang harus dilakukan pada proses pengolahan sampah menjadi RDF, yaitu:

  1. penyaringan (screening), 
  2. pemilahan (separating),
  3. pencacahan (shredding), dan
  4. pengeringan (drying). 

"Kita mengirimnya ke PT Indocement 625 ton per hari dan ke SBI 75 ton per hari. Nanti dibeli oleh Indocement dan SBI dengan harga minimal US$ 24 per ton. Kami akan memperoleh pendapatan dari penjualan RDF ini. Sampah pun akan berkurang," ujar Asep Kuswanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. Menarik! Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.

 

Kolaborasi Pemprov DKI Jakarta dengan Warga

Kerja sama setiap orang selalu dibutuhkan untuk kenyamanan bersama. Itulah sebabnya Biro Penataan Kota dan Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta melakukan kolaborasi dengan para warga. Kolaborasi ini menyediakan platform donasi dalam jaringan sebagai fasilitas ide, inisiatif, dan inovasi untuk membuat Jakarta bersih. Ada beberapa katalog paket bantuan yang bisa disalurkan, seperti:

  • Bank Sampah: menyediakan alat-alat pengelolaan sampah
  • Rukun Warga: melakukan pengawasan manajemen limbah hingga lingkungan RW (Rukun Warga)
  • Maggot: pemeliharaan larva dewasa (maggot) yang bisa mengurai sampah organik seperti sisa makanan menjadi protein. Hasil dari pemeliharaan ini juga bisa menjadi pakan untuk hewan ternak/peliharaan, minyak maggot, dan pupuk cair serta pupuk tanah
  • Minyak Jelantah: pengolahan minyak limbah sisa penggorengan atau minyak jelantah menjadi biodiesel atau sumber energi ramah lingkungan

Para donatur juga bisa memilih paket bantuan lainnya, seperti masker dan sarung tangan. Apakah kamu tertarik untuk berkolaborasi? Silakan kunjungi situs webnya, ya!

 

Halaman Peta Lokasi Bantuan untuk kolaborasi

Halaman Peta Lokasi Bantuan untuk kolaborasi 

 

Pengendalian Banjir Berbasis TIK 

Jakarta berada di dataran rendah dengan 40% areanya terletak di bawah permukaan laut. Letak geografis ini menjadikan banjir sebagai tantangan yang harus dihadapi Jakarta. Di sinilah TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) berperan. Sebagai bagian dari Pemprov DKI Jakarta, Jakarta Smart City dan DSDA (Dinas Sumber Daya Air) menjalankan Flood Control System (Sistem Pengendalian Banjir). Flood Control System ini menganalisis data waktu nyata (real time) tentang hujan, tinggi air, serta aliran sungai, untuk memprediksi dan pencegahan banjir yang lebih baik.

 

Flood Control System di Jakarta

Flood Control System di Jakarta

 

Langkah yang dilakukan adalah pengumpulan data historis: tingkat air, getaran, suhu, serta rekaman kamera pemantau/CCTV dari Internet untuk Segala (Internet of Things/IoT) dan sensor yang dipasang di 178 rumah pompa. Kebijakan penanganan banjir pun dirancang dari data yang dianalisis. 

Sampai saat ini, warga Jakarta dapat menggunakan fitur Pantau Banjir di JAKIdan situs web resmi pantaubanjir.jakarta.go.iduntuk mengetahui titik banjir. Mari dukung inovasi ini untuk Jakarta yang lebih aman dan nyaman, yuk!

Baca jugaHore! Jakarta Menang Hackathon 2023 dari SAS

 

Pengurangan Emisi Gas Buang

Pancaran atau emisi gas buang kendaraan bermotor adalah salah satu sumber utama dari polusi udara. Lingkungan yang berpolusi udara tentunya tidak baik untuk kehidupan warga. Karena itu, Pemprov DKI Jakarta mengatasinya dengan berbagai usaha, seperti:

  • Uji emisi: pengujian kinerja mesin kendaraan bermotor untuk mengetahui batas maksimal buangan. Dengan mengetahui kadar buangan, pengendara dapat mengurangi polusi udara. Jika kendaraan tidak lulus emisi atau pengendara tidak melakukan uji emisi, maka akan dikenakan sanksi tilang. Untuk mempermudah kamu, silakan cari layanan Uji Emisi di bilah pencarian JAKI, ya!
  • Implementasi TOD (Transit-oriented Development): pola pembangunan tata kota yang terintegrasi dengan sistem transportasi, memudahkan warga sampai di tujuan dan pindah dari satu moda transportasi ke yang lainnya. Dengan begini, emisi gas buang pun berkurang berkat transportasi ramah lingkungan seperti Transjakarta, LRT (Light Rail Transit) dan MRT (Mass Rapid Transit)
  • Penjagaan RTH(Ruang Terbuka Hijau): sebagai sumber oksigen dan tempat untuk beraktivitas

 

Program Samtama (Sampah Tanggung Jawab Bersama)

Pengelolaan sampah dapat menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. Itulah sebabnya Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) melakukan gerakan Samtama(Sampah Tanggung Jawab Bersama).

Program Samtama melaksanakan pengurangan sampah dari sumber melalui 22 RW percontohan. Dinas Lingkungan Hidup menyampaikan, inisiasi program ini berbentuk seperti: 

  1. Bank Sampah: pengumpulan sampah kering yang dikonversi menjadi uang
  2. TPS 3R (Tempat Pembuangan Sampah Reduce [mengurangi], Reuse [menggunakan kembali], Recycle [mendaur ulang])
  3. Kampanye dan penyusunan regulasi pembatasan penggunaan plastik sekali pakai

 

Program JRC (Jakarta Recycle Center)

Jika melihat situs webuntuk berkolaborasi, ada banyak jenis dan jumlah sampah di Jakarta. Sampah yang dibuang ke TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu) Bantargebangini rupanya masih dalam keadaan tercampur dan menyulitkan pengolahan. Padahal pengolahan inilah yang sebenarnya mendukung penjagaan lingkungan. Maka dari itu, Pemprov DKI Jakarta melakukan Program JRC (Jakarta Recycle Center). Program ini menjadi sistem pengelolaan sampah dengan memilahnya dari sumber. Sampah yang sudah terpilah akan diangkut sesuai jadwal yang ditentukan dan telah disepakati oleh warga. 

 

JRC (Jakarta Recycle Center)

JRC (Jakarta Recycle Center). Sumber: Unit Pengelola Sampah TerpaduDinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta

 

Berada di smart city yang menerapkan Smart Environment memberi harapan ke masa depan yang berkelanjutan. Lagipula, kita semua pasti selalu ingin hidup di lingkungan yang tenteram, kan? 

Dengan sederet teknologi yang tersedia, kita juga perlu mendukungnya dan berpartisipasi di setiap inovasi. Jika kamu ingin merasakan sesuatu yang mengganggu di Jakarta, jangan sungkan untuk melapor, ya! CRM (Cepat Respon Masyarakat) mengintegrasikan 13 kanal pengaduan resmiPemprov DKI Jakarta, salah satunya fitur Laporan Warga di JAKI. Silakan digunakan, ya! Kalau kamu mau tahu informasi seputar smart city, termasuk Smart Environment, ikuti media sosial Jakarta Smart City, yuk!


Baca juga: Intip Fitur Laporan Warga di JAKI 3.0

Penulis dan Editor

Artikel Smart Environment Lainnya

Sungai di Jakarta merupakan sumber kehidupan warga. Untuk itu, kamu perlu tahu tiga pencemar utama sungai. Baca juga cara meminimalkannya di sini.

Bertransformasi menjadi kota global, Jakarta perlu terus menjaga lingkungannya. Inilah hal-hal yang dilakukan supaya emisi karbon berkurang.

Musim hujan di Jakarta bikin lingkungan rentan terhadap banjir. Inilah yang dilakukan Pemprov DKI supaya warganya tetap aman.

Curah hujan yang tinggi berpotensi mengakibatkan banjir. Memasuki musim hujan, ini cara mencegah banjir yang perlu kamu tahu.

Tata kelola suatu smart city berjalan berkat salah satu pilarnya, Smart Environment. Dari sini, lahir pula inovasi-inovasi yang membantu warga.

Ada alasan ilmiah di balik cuaca panas saat ini. Simak penyebab dan cara menghadapinya, yuk!