Salah satu program Jakarta Smart City, yaitu Data Science Trainee batch keempat, telah selesai. Program ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada talenta data scientist di Indonesia, agar para trainee memiliki pengalaman untuk mencoba mencari solusi dari masalah perkotaan. Nah, gimana ya kira-kira pengalaman trainee dari batch keempat ini? 

Pengalaman dari Para Trainee

Dalam program ini, para trainee diberikan pelatihan secara daring oleh para mentor mengenai data science untuk menyelesaikan masalah di kota Jakarta. Topiknya bervariasi, dari Covid-19, kanal-kanal aduan Cepat Respon Masyarakat (CRM), banjir, hingga kemacetan. Mereka juga belajar analisis data dengan metode dan jenis data yang bervariatif, misalnya data teks, gambar, ataupun geospasial. Para trainee diberikan pula pembelajaran melalui pembuatan project. Project tersebut lalu dipresentasikan dan dikemas kembali menjadi sebuah karya ilmiah. 

Di samping itu, para trainee pun mendapat kesempatan untuk belajar membuat suatu kebijakan yang berbasis pada data. Misalnya Anas, seorang trainee dari Institut Teknologi Bandung. Ia mengerjakan project mengenai image blur detection yang berhasil lolos di ICoICT (International Conference on Information and Communication Technology) 2022. Selain Anas, ada juga Desy dari Universitas Negeri Semarang. Dia menggarap proyek mengenai kasus Delta dan Omicron dengan metode clustering berdasarkan kecamatan di Jakarta. 

Tak hanya mendapatkan ilmu mengenai data science dan diajarkan menulis publikasi ilmiah, para trainee mendapat kesempatan pula untuk lebih mengenal pekerjaan sebagai data scientist, melalui pengalaman para mentor Tim Data Jakarta Smart City. Misalnya Rayhan yang memiliki latar belakang Matematika Murni dari Universitas Lambung Mangkurat. Dari pembelajaran di program ini, ia menjadi lebih peduli terhadap permasalahan di Jakarta, terutama banjir. Rayhan mengerjakan proyek mengenai peramalan curah hujan dan tinggi muka air untuk pencegahan banjir yang dibimbing oleh Kak Ayu, Kak Clarissa, dan Bang Fajar dari Jakarta Smart City. 

Ada juga Salsa, sarjana Matematika dari Universitas Lampung. Baginya para mentor sangat ramah dan terbuka untuk mengajari seluk beluk mengenai data science dan penerapannya dalam kota cerdas. Seperti Salsa, Sheila yang kuliah S1 Informatika di Universitas Siliwangi pun merasa sangat beruntung menjadi trainee dalam program ini, karena bisa didampingi oleh para mentor yang responsif selama mengerjakan proyek tentang kanal aduan JakLapor. 

"Pengalaman yang didapatkan para trainee ini berguna untuk bekal persiapan mereka yang ingin berkarier dalam bidang data science." Khamzul Rifki yang punya latar belakang Teknik Elektro Otomasi di Institut Teknologi Sepuluh November, misalnya, memetik pengalaman dari setiap sesi dan sharing session. Ia mendapat banyak wawasan baru sebagai seorang fresh graduate untuk berkarier dalam bidang ini. "Selain wawasan, pengalaman selama pelatihan ini pun bisa menjadi portofolio yang dapat digunakan untuk meniti karier sebagai seorang data scientist." Sejalan dengan Khamzul, Kresna yang berlatar belakang studi Manajemen Bisnis Universitas Kristen Bandung juga berpendapat, program ini bisa menjadi tempat untuk meningkatkan kualitas dirinya atau menjadi jembatan untuk mengenal pekerjaan data scientist. 

Jangan Ketinggalan Ikut Batch Selanjutnya!

Nah, program ini akan diadakan lagi lho! Pas banget kan buat kamu yang ingin belajar atau mencari pengalaman berharga mengenai data science, bisa belajar bersama Jakarta Smart City. Apalagi kalau ingin berkarier sebagai seorang data scientist, kamu akan mendapatkan ilmu baru dari sharing session bersama para mentor dan teman baru sesama trainee. Jika kamu lulusan perguruan tinggi, punya kemampuan dasar mengolah data, bisa ikut mendaftarkan pelatihan yang terbuka untuk 8 orang aja nih! Untuk info batch selanjutnya, pantau terus kanal media sosial Jakarta Smart City, ya!