13 Apr 2021

Panduan Mengelola Sampah Medis di Masa Pandemi

Oleh:Teresa Simorangkir

Editor:Aditya Gagat Hanggara

13 Apr 2021

Jumlah sampah yang dihasilkan akibat pandemi menunjukkan lonjakan angka yang signifikan, terutama sampah medis. Pada kondisi normal, sampah medis hanya dihasilkan oleh rumah sakit atau fasilitas kesehatan. Namun dengan kondisi saat ini, kita tahu bahwa suspek dan probable Covid-19 harus menjalani isolasi mandiri di rumah. Tak terelakkan, rumah tangga juga turut menjadi penyumbang sampah medis. Berdasarkan data April 2020–17 Januari 2021 yang dihimpun oleh Dinas Lingkungan Hidup, tercatat bahwa Jakarta menghasilkan sebanyak 12.785 ton sampah medis. 1.538 kilogram atau sekitar 1,5 ton sampah dihasilkan dari sampah masker rumah tangga. Sampah medis yang dihasilkan oleh rumah tangga berupa masker sekali pakai, sarung tangan lateks, dan hazmat atau Alat Pelindung Diri (APD) merupakan limbah infeksius yang berpotensi menginfeksi orang lain dengan virus corona.

Bila pembuangannya tidak dilakukan dengan manajemen yang tepat, alih-alih segera pulih dari pandemi, kita malah dihadapkan dengan masalah baru. Oleh karena itu, pengelolaan sampah medis yang aman dan benar menjadi tanggung jawab semua lapisan masyarakat, dari pemerintah hingga individu. Lalu, sebagai warga yang cerdas, apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki keadaan ini?

 

Tata Cara Kelola Sampah Medis dengan Aman

Pengelolaan sampah medis yang bisa kita lakukan sebenarnya sangat mudah. Kita hanya diharapkan untuk memisahkan limbah infeksius ini dari sampah biasa. Sampah medis dan sampah biasa harus dipisah, supaya petugas kebersihan bisa melakukan tindakan khusus ketika menampung kantong sampah infeksius tersebut. Nah, agar Smartcitizen lebih mudah melakukan pengelolaan sampah medis, ikuti langkah-langkah ini:

  1. Siapkan tempat sampah tertutup dan kantong sampah khusus untuk limbah infeksius.
  2. Bila ada suspek dan probable, simpan tempat sampah di salah satu sudut kamar isolasi. Tapi, posisi tempat sampahnya harus agak jauh dari tempat tidur, ya.
  3. Saat tempat sampah sudah penuh dan harus dibuang, jangan lupa untuk membungkus limbah infeksius tersebut. Kamu bisa memakai kantong plastik berwarna kuning yang tebal dan pastikan sudah tertutup rapat sebelum dibuang. Apabila kamu tidak punya kantong plastik kuning, kamu bisa kok memakai kantong sampah yang tersedia dan tetap memberikan tanda dengan tulisan: limbah infeksius.
  4. Sebelum diserahkan kepada petugas kebersihan khusus, semprot kantong limbah infeksius tadi dengan cairan disinfektan. Jangan sampai sampah ini malah menularkan virus ke petugas kebersihan kita.
  5. Paling penting, cuci tangan pakai sabun setelah kamu menangani sampah tadi.
  6. Setelah isinya kosong, disinfeksi tempat sampah khusus dengan cairan disinfektan, sebelum diisi lagi dengan kantong sampah yang baru.

Sumber: UNICEF

Selain langkah-langkah ini, kita wajib banget untuk mulai mengurangi penggunaan masker sekali pakai dan beralih ke masker kain. Masker kain non-medis yang terdiri dari dua lapisan spunbond polipropilena dan dua lapisan katun telah terbukti memenuhi persyaratan minimum untuk filtrasi droplet berdasarkan panduan dari Comité Européen de Normalisation (Komite Standardisasi Eropa) CEN CWA 17553. Satu hal yang perlu diperhatikan, pastikan kamu mencuci masker kainmu setiap hari ya! Cuci masker kain menggunakan detergen di air panas dengan suhu minimal 60° Celsius.

Penanganan Sampah Medis Berdasarkan Jenisnya

Sampah medis bukan hanya sebatas masker dan sarung tangan saja. Ada beberapa jenis sampah medis lain yang penanganannya juga berbeda. Daftar di bawah ini akan membantu kamu mengolah sampah berdasarkan jenisnya.

Kain kasa, tisu, kapas

Untuk sampah medis seperti ini, pembuangannya dapat dilakukan dengan memasukkannya ke dalam kantong kuning, lalu membuangnya ke tempat sampah khusus yang tertutup.

Alat pelindung diri, sarung tangan, masker

Penanganan untuk sampah medis jenis ini dilakukan dalam beberapa tahapan, seperti:

  1. Setelah dipakai, APD, sarung tangan dan masker harus dibalik.
  2. Sebelum dibuang, gunting dan lipat barang-barang ini agar tidak dapat digunakan lagi.
  3. Lakukan disinfeksi sebelum dibuang dengan cara merendam atau menyemprot cairan disinfektan atau sabun.
  4. Masukkan ke dalam kantong sampah, tutup rapat, kemudian beri tanda.

Pembalut, popok

  1. Sebelum dibuang, bersihkan popok terlebih dahulu.
  2. Bungkus popok atau pembalut yang sudah dibersihkan dengan kertas bekas.
  3. Setelah itu, masukkan sampah ke dalam kantong kuning di tempat sampah tertutup.

Sisa bahan makanan, sisa makanan, kardus/plastik makanan kemasan

Masukkan sisa bahan makanan ke dalam salah satu bekas kardus/plastik yang ada, lalu buang ke dalam kantong kuning di tempat sampah tertutup.

Limbah infeksius benda tajam (jarum suntik, alat infus, bekas rapid test)

  1. Masukkan semua limbah infeksius benda tajam ke dalam salah satu bekas kardus/plastik yang ada.
  2. Masukkan ke dalam kantong kuning dalam tempat sampah tertutup.
    Catatan: Semua limbah infeksius benda tajam bekas perawatan suspek dan probable Covid-19 di rumah yang dilakukan oleh petugas kesehatan, langsung dibawa kembali oleh petugas kesehatan.

Cara Mencegah Dampak Buruk Sampah Medis

Mengolah sampah medis sudah. Mulai beralih dari masker sekali pakai juga sudah. Lalu apalagi yang bisa kita lakukan?

  1. Membantu aparatur desa/kelurahan dan petugas Puskesmas mendata suspek dan probable Covid-19 yang akan menghasilkan limbah infeksius. Kalau ada orang terdekat yang ternyata suspek dan probable Covid-19, jangan ragu untuk lapor, ya!
  2. Kalau tidak ada petugas kebersihan khusus yang bisa mengangkut sampah medis, masyarakat bisa menghubungi petugas kebersihan Puskesmas Pembantu (Pustu)/Puskesmas/Rumah Sakit agar sampah medisnya disatukan dengan sampah medis fasilitas pelayanan kesehatan.
  3. Mengorganisasi warga untuk mengumpulkan kantong sampah medis dari rumah warga yang merawat suspek dan probable Covid-19 dan meletakkannya di dropbox.
  4. Bagi keluarga yang anggota keluarganya adalah suspek dan probable Covid-19, silakan kumpulkan sampah medis dalam kantong khusus yang tertutup rapat sebelum diangkut oleh petugas kebersihan khusus dan pastikan kantong sampah medis jauh dari jangkauan anak-anak.
  5. Jika tidak ada petugas kebersihan khusus, minta bantuan komunitas atau Gugus Tugas Covid-19 untuk menghubungi petugas kesehatan terdekat agar mengumpulkan kantong limbah infeksius. Pastikan kantong tersebut diletakkan di tempat yang aman dan mudah diambil oleh petugas.
  6. Poin terakhir dan paling ampuh untuk mengurangi salah satu sampah medis yaitu gunakan masker kain. Cuci maskermu setelah empat jam penggunaan untuk menjaga kebersihannya.

 

Yuk, lebih sadar lagi dalam memilah sampah! Jika kita sungguh-sungguh mengelola sampah medis yang kita hasilkan, kita bisa menyelamatkan lingkungan seperti laut dari tumpukan masker yang merajalela. Langkah kecil ini juga sudah pasti membantu petugas kebersihan dan menyelamatkan orang-orang tersayang. Jaga terus semangat yang kita punya dan semoga kita bisa lepas dari pandemi ini segera.

Penulis dan Editor

Artikel Covid-19 Lainnya

Vaksinasi booster kedua ada di Puskesmas Kecamatan dan RSUD. Gak perlu daftar, kamu tinggal bawa KTP atau tiket vaksinasi. Baca selengkapnya di sini.

Sudah dapat vaksin booster kedua? Berikut panduan vaksinasi di Jakarta untuk jadi acuan kamu jika ingin mendaftar. Baca di sini.

Vaksin Covid-19 sudah ada di depan mata. Mari kita gali lebih dalam alasan mengapa kamu harus vaksinasi Covid-19!

Apakah kamu masih ragu untuk divaksinasi? Tidak perlu khawatir. Vaksinasi Covid-19 ini aman dan punya banyak manfaat, loh.

Booster kedua Covid-19 sudah ada di fasilitas kesehatan Jakarta. Punya pertanyaan terkait pendaftarannya atau vaksin? Dapatkan jawabannya di sini.

Vaksin booster kedua udah ada di Jakarta! Apa aja sih manfaatnya? Cari tahu di sini, ya.