29 Mar 2021

Ngobrol Jakarta #19: Penerapan LEZ di Jakarta Menuju Sustainable City

Oleh:-

Editor:Aditya Gagat Hanggara

29 Mar 2021

Ngobrol Jakarta kembali hadir pada Jumat, 26 Maret 2021 lalu. Kali ini Ngobrol Jakarta membahas tentang penerapan Zona Rendah Emisi atau Low Emission Zone (LEZ) di Kota Tua, Jakarta. Ngobrol Jakarta #19 menghadirkan Rudi Saptari sebagai Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Noni Sabandar sebagai Urban Planning Assistant Institute forTransportation and Development Policy (ITDP) Indonesia, dan Peter Kho sebagai pendiri Komunitas Kendaraan Listrik pertama di Asia. 

Kenapa Menerapkan LEZ di Kota Tua?


 

Kawasan Kota Tua Jakarta merupakan cagar budaya dan tempat banyak warisan budaya seperti museum serta bangunan-bangunan bersejarah. Selain itu, Kota Tua juga merupakan titik wisata yang tinggi peminatnya. Hal ini mendorong pemerintah untuk tetap menjaga kawasan ini dengan sebaik-baiknya. Rudi Saptari menyatakan, penerapan LEZ dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik dan bebas polusi. Seperti kita tahu, polusi yang disebabkan emisi kendaraan bermotor berdampak buruk untuk kesehatan dan pelestarian cagar budaya. Harapannya, penerapan LEZ di Kota Tua Jakarta dapat menjaga bangunan cagar budaya dari ancaman polusi udara, dengan membatasi kendaraan yang masuk ke sekitar kawasan. 


 

Cara Jakarta Menerapkan LEZ secara Bertahap

Mengubah kawasan Kota Tua yang ramai dikunjungi menjadi kawasan rendah emisi tentu bukanlah kerja yang instan. Jika jumlah kendaraan yang melintas di kawasan Kota Tua dibatasi, itu artinya infrastruktur alternatif yang nyaman dan aman haruslah disiapkan. Karena itu, dilaksanakanlah tahapan penerapan LEZ. Awalnya, dilakukan uji coba kebijakan LEZ di kawasan wisata Kota Tua pada 18-23 Desember 2020. Kemudian, diterapkan kebijakan LEZ tahap I mulai 8 Februari 2021, penataan pedestrian dan jalan oleh Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta, serta penataan Stasiun Jakarta Kota oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Lalu dilanjutkan penerapan kebijakan LEZ tahap II dengan konversi Jalan Lada menjadi pedestrian plaza, pembangunan jalur dan Stasiun MRT Kota, serta penerapan kebijakan LEZ tahap III. 

Pada tahap pertama, kendaraan pribadi dan angkutan barang non-Transjakarta dilarang. Dishub masih memberi kesempatan dengan stiker bagi stakeholder yang bekerja di kawasan tersebut. Tahapan selanjutnya tentu akan semakin terbantu dengan adanya fasilitas-fasilitas infrastruktur lain yang tersedia di kawasan Kota Tua, seperti fasilitas drop-off dan parkir di sekitar kawasan, akses transportasi publik yang lebih mudah, jalur pedestrian yang nyaman, layanan bus shuttle gratis, serta fasilitas bike sharing. Penerapan LEZ yang bertahap ini juga dipantau dan dievaluasi, agar kebijakan-kebijakan yang nanti diterapkan akan berdampak baik di kawasan Kota Tua dan sekitarnya. 

Bersama Menciptakan Jakarta yang Berkelanjutan

Menurut Noni Sabandar dari ITDP, LEZ mendukung pembentukan kota yang memiliki alokasi ruang untuk manusia, pedestrianisasi, pembatasan kendaraan, dan lain-lain. Selain di Jakarta, beberapa kota di dunia juga menerapkan pembatasan seperti LEZ, contohnya Ultra Low Emission Zone di London, Inggris dan Green Transport Zone di Seoul, Korea Selatan. Meskipun situasinya tidak sepenuhnya sama, gerakan pembatasan kendaraan seperti ini sudah terbukti efektif dan berdampak baik untuk manusia. Agar penerapan LEZ semakin optimal, ITDP merekomendasikan penyusunan indikator monitoring dan evaluasi pelaksanaan LEZ lebih komprehensif dan tidak hanya mencakup polusi udara saja.

Untuk mendukung Jakarta sebagai kota yang berkelanjutan dan minim polusi, Peter Kho dari Komunitas Kendaraan Listrik mengajak warga agar terbuka dengan alternatif kendaraan listrik yang rendah emisi. Karena selain berdampak buruk terhadap lingkungan, kendaraan konvensional dinilai pula sebagai pemborosan energi panas. Bagi siapapun yang ingin mengenal kendaraan listrik, Komunitas Kendaraan Listrik juga membuka pintu diskusi seluas-luasnya untuk berbincang mengenai penggunaan kendaraan listrik melalui kendaraanlistrik.net atau instagram @kendaraanlistrikdotnet. Peter Kho percaya, apa yang sudah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memberi insentif kepada pengguna kendaraan listrik merupakan langkah awal yang baik untuk mendukung kendaraan alternatif yang rendah emisi. 

Smartcitizen, yuk kita sama-sama menciptakan Jakarta yang lebih baik dan berkelanjutan dengan mendukung penerapan kawasan LEZ di Jakarta dan sama-sama beralih menggunakan alternatif kendaraan yang lebih ramah lingkungan. 

Tentang Ngobrol Jakarta

Ngobrol Jakarta merupakan kegiatan diskusi bulanan terkait berbagai isu di DKI Jakarta. Kegiatan diskusi ini dilakukan di JSCHive by CoHive berkolaborasi dengan Jakarta Smart City (JSC). Selama pandemi, kegiatan ini tetap berlangsung secara daring. Ngobrol Jakarta menjadi kegiatan diskusi yang menarik karena selalu melibatkan berbagai narasumber dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), startup, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), hingga kelompok-kelompok masyarakat lainnya. Ngobrol Jakarta menjadi ruang diskusi yang informatif untuk membicarakan aneka permasalahan kota Jakarta dan berupaya mencari solusinya.

Artikel Events Lainnya

Jakarta Fair Kemayoran atau Pekan Raya Jakarta udah digelar! Ternyata, ada sejarah menariknya sebelum jadi festival terbesar seperti sekarang.

Antusias nunggu waktu berbuka puasa? Yuk, ngabuburit di event-event Ramadan ini!

Kalau lagi nyari event-event asyik buat isi libur panjang, coba cek ini!

Hobi nonton acara kesenian dan kebudayaan? Jakarta punya banyak. Yuk, cek di sini!

Tak lagi menjadi ibu kota pada 2024, Jakarta siap menjadi kota global. Apa sajakah yang perlu dipersiapkan? Cari tahu di sini!

Kegiatan utama Hack4ID x JAKI rampung minggu lalu! Selama dua hari, startup founders berinovasi mengembangkan JAKI. Simak keseruannya di sini.