19 Jun 2022

Mengintip Sensor Flood Control System

Oleh:-

Editor:Aditya Gagat Hanggara

19 Jun 2022

Bertahun-tahun Jakarta kerap dihadapkan dengan permasalahan seputar banjir. Namun, selama ini sistem pengendalian banjir seperti pemantauan arus sungai dan tinggi permukaan sungai masih berdasarkan pengamatan manual manusia. Sehingga, pemantauan pun terbatas, alur koordinasi juga panjang. Nah, dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, kini teknologi bisa diterapkan pula untuk memantau dan menangani banjir di Jakarta. Hadirlah Flood Control System terbaru ini dengan kecanggihan Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI). 

Sistem ini dikembangkan berkat kerja kolaborasi Jakarta Smart City dengan Dinas Sumber Daya Air (DSDA) Provinsi DKI Jakarta untuk mengoptimalkan penanganan risiko banjir di Jakarta. Flood Control System ini akan mengumpulkan data historis berupa level air, getaran, suhu, sertra CCTV yang bersumber dari sensor danInternet of Things (IoT). Sensor tersebut terpasang di 178 rumah pompa dan pintu air di Jakarta. Data yang masuk dari sensor akan dianalisis untuk menghasilkan visualisasi informasi mengenai kondisi, potensi, serta prediksi terkait banjir di Jakarta. Data ini juga dapat menjadi landasan bagi para pemangku kepentingan dalam merancang kebijakan berbasis data, agar penanganan banjir di Jakarta menjadi lebih efektif dan efisien. 

Tim Jakarta Smart City berkunjung ke titik-titik di mana sensor Flood Control System ini dipasang, untuk memberikan gambaran terkait sensor yang dimiliki Jakarta. Selain itu, Wisnu Sulastomo dari Tim Infrastruktur JSC juga memberikan penjelasan lengkap di bawah ini, agar kamu lebih mengenal sistem canggih milik Jakarta ini.

Sensor Getar dan Suhu (Vibration and Temperature Sensor)

Sensor ini berfungsi untuk mengukur getaran dan suhu yang dihasilkan oleh mesin pompa ketika beroperasi. Dengan sensor ini, petugas bisa tahu apakah mesin pompa menyala atau tidak. Selain itu, sensor ini dapat memonitor suhu mesin pompa ketika bekerja, apakah pompa dalam suhu normal atau tidak (overheat).

Sensor Tinggi Permukaan Air (Water Level Sensor)


Water Level Sensor ini digunakan untuk mengetahui ketinggian permukaan air dari waktu ke waktu, terutama pertambahan tinggi muka air ketika debit air mengalami peningkatan yang disebabkan oleh curah hujan maupun air kiriman. 

“Jadi, sensor ini bekerja dengan menggunakan gelombang elektromagnetik yang ditembakkan ke arah permukaan air dan memantulkannya kembali kepada sensor untuk mengetahui berapa tinggi permukaan air pada saat itu.” Papar Wisnu

Sensor Arus Air (Water Flow Sensor)

Perangkat sensor ini diletakkan di dalam sungai di mana terdapat arus yang stabil. Sensor ini memiliki dua buah corong untuk masuk dan keluar air. Setiap air yang masuk akan dihitung kecepatannya oleh sensor. Sehingga, sensor ini dapat mengukur kecepatan arus air yang mengalir di kali/sungai pembuangan. 

Sensor Curah Hujan (Rainfall Sensor)

Seperti namanya, sensor ini berfungsi sebagai pengukur curah hujan. Curah hujan akan diukur menggunakan tipping bucket dengan kapasitas pengukuran 1 ml.


 

CCTV

CCTV berfungsi untuk menganalisis peilscale air atau skala ukur ketinggian air yang berada di dinding kolam penampungan air. CCTV ini dilengkapi dengan Artificial Intelligence yang akan mengukur level siaga berdasarkan ketinggian air yang terbaca pada peil scale.

Boks Panel

Di dalam boks panel terdapat dua instrumen pemrosesan yang penting bagi pencatatan dan pengiriman data analog yang diperoleh melalui sensor. Pertama terdapat I/O logic yang akan memproses data analog dari sensor. Data ini berupa perhitungan dan status dari setiap sensor yang melakukan pencatatan. “Hasil pencatatan dari boks panel ini beruparaw data atau data mentah” Kata Wisnu. Data tersebut selanjutnya akan diunggah menggunakan data logger yang tersambung dengan internet untuk ditampilkan pada dashboard Flood Control System.

Solar Genset & Solar Panel

Solar Genset ini berfungsi untuk menyimpan tenaga listrik yang didapatkan dari solar panel. Perangkat ini digunakan sebagai tenaga cadangan agar sistem pengendalian banjir berbasis IoT tetap bisa bekerja jika terjadi pemadaman listrik.

Box ATS (Automatic Transfer Switch)

ATS berfungsi untuk memindahkan sumber daya listrik yang digunakan oleh rumah pompa. ATS akan secara otomatis memindahkan sumber tenaga yang sebelumnya menggunakan listrik dari PLN menjadi listrik yang bersumber dari solar panel.

Memantau Risiko Banjir Jakarta Secara Real-time

Dengan adanya Flood Control System ini, kini risiko banjir di Jakarta seperti tinggi permukaan air, curah hujan, dan komponen lainnya, dapat terpantau secara real-time, sehingga bisa mempermudah dan mempercepat alur koordinasi dalam penanganan banjir. 

Selain itu, sensor IoT yang terpasang di berbagai titik di Jakarta merupakan investasi jangka panjang yang dapat menyimpan data historis banjir dari waktu ke waktu. Dengan semakin banyak data yang terkumpul, kebijakan yang dibuat oleh para pemangku kepentingan selanjutnya akan lebih tepat sasaran. Dengan berbagai manfaat tersebut, maka tidak heran sistem yang masih dalam tahap pengembangan ini sangat berpotensi dalam penanganan banjir pada masa depan dan berhasil menaklukkan hati para juri di berbagai ajang perhargaan internasional. 

Yuk, pantau terus perkembangan Flood Control System ini lewat media sosial Jakarta Smart City di Instagramdan Twitter. Kamu juga bisa mendapatkan berbagai informasi terkait banjir di Jakarta di pantaubanjir.jakarta.go.id

Artikel JSC Lab Lainnya

Tertarik ikutan Data Science Trainee? Baca dulu cerita pengalaman para trainee dari batch keempat.

Yuk, kenalan dengan sensor-sensor canggih yang terintegrasi dalam Sistem Pengendalian Banjir. Baca di sini, ya.

Dengan konsep Smart City, Jakarta dapat memanfaatkan teknologi dan informasi demi mewujudkan kota yang lebih baik. Yuk cari tahu lewat artikel ini.