Menelisik Transportasi Listrik di Jakarta
Smartcitizen, kamu pasti sudah tahu bahwa Jakarta tidak hanya menjadi tempat bermobilitas penduduk yang menetap di dalamnya saja, namun juga menjadi pusat mobilitas bagi warga dari daerah sekitar yang beraktivitas di Jakarta. Hal itu membuat intensitas kendaraan bermotor yang hilir mudik di Jakarta sangatlah tinggi. Kendaraan bermotor tersebut menghasilkan polusi udara, karena mengeluarkan emisi yang berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan. Oleh karena itu, untuk menciptakan mobilitas yang baik bagi warganya dan menjadi kota yang cerdas dalam bermobililtas (Smart Mobility), Jakarta tidak hanya berfokus pada transportasi massal biasa, namun juga transportasi massal yang berkelanjutan serta tidak berdampak buruk bagi lingkungan.Â
Dalam perjuangannya berbenah diri untuk memperbaiki sarana mobilitas warga, Jakarta berusaha untuk melakukan penambahan moda transportasi baru, perbaikan stasiun-stasiun, revitalisasi trotoar untuk pejalan kaki, hingga pengembangan sistem JakLingko yang mengintegrasikan transportasi antarmoda di Jakarta. Namun, hal itu tidaklah cukup. Smart Mobility harus berkelindan juga dengan Smart Environment, untuk menghadirkan transportasi massal berkelanjutan. Oleh karena itu, Jakarta kini juga berusaha untuk mengoptimalkan penggunaan tenaga listrik dalam transportasi massal, agar bermanfaat bagi lingkungan dan kesehatan warga. Â
Manfaat Transportasi Umum Bertenaga Listrik
Smartcitizen, bermobilitas dengan transportasi umum memang dapat mengurangi kemacetan. Nah, apa jadinya jika transportasi umum tersebut melaju dengan tenaga listrik? Dengan begitu, pengguna transportasi umum tidak hanya membantu mengurangi kemacetan, namun juga membantu mengurangi emisi karbon dan polusi udara di Jakarta, loh!Â
Kok bisa? Hal ini karena transportasi umum bertenaga listrik merupakan kendaraan yang bebas dari emisi karbon, sehingga dapat mengurangi polusi udara. Berbeda dengan kendaraan bermotor pada umumnya yang mengeluarkan polutan, karena penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan gas alam.Â
Dengan semakin banyak transportasi umum bertenaga listrik dan penggunaan kendaraan bermotor pribadi yang berkurang, kemacetan di Jakarta akan terurai serta udara di Jakarta akan semakin sehat. Â
Moda Transportasi Listrik Jakarta Â
Kehadiran transportasi bertenaga listrik di Jakarta sebenarnya sudah tidak asing lagi. Kamu mungkin sudah mengenal Kereta Rel Listrik (KRL) yang selalu ramai setiap hari. KRL atau Commuter Line umumnya memiliki 8-12 rangkaian dengan total kapasitas dua ribu penumpang. Kereta ini mendapat aliran sumber daya listrik dari atas kereta.Â
Sama-sama moda transportasi massal rel yang bertenaga listrik, MRT (Moda Raya Terpadu) dan LRT (Lintas Raya Terpadu) hadir di Jakarta sebagai alternatif transportasi umum yang nyaman serta ramah lingkungan. Sama halnya dengan KRL, MRT juga bergerak dengan aliran sumber daya listrik dari atas kereta. MRT memiliki 6 rangkaian yang berkapasitas 1.200-1.950 ribu penumpang. MRT melaju di jalur layang dan bawah tanah.Â
Selain KRL dan MRT, ada LRT dengan struktur jalur layang serta memiliki 2-4 rangkaian berkapasitas 600 penumpang. Namun, berbeda dengan MRT dan KRL, sumber daya listrik LRT dialirkan dari Listrik Aliran Bawah (LAB), sehingga terdapat rel ketiga di bawahnya yang memiliki aliran listrik atau biasa disebut Third Rail.Â
 Transportasi massal bertenaga listrik yang didominasi oleh transportasi berbasis rel ini, kini didampingi teman barunya yang berbasis bus, yaitu bus listrik Transjakarta. Bus listrik yang membelah ibu kota ini siap untuk mencuri perhatian warga Jakarta.Â
Melintasnya Bus Listrik di Jakarta
Pada 8 Maret 2022 lalu, armada bus listrik Transjakarta resmi meluncur untuk melayani warga ibu kota. Setelah proses panjang uji coba, kini bus listrik Transjakarta telah melewati Jakarta dengan mesinnya yang minim suara dan bebas polusi. Selain ramah lingkungan, bus ini memiliki baterai yang tahan lama, dengan biaya perawatan yang relatif lebih murah. Kamu juga tidak perlu meragukan kenyamanannya, karena bus ini dilengkapi penyejuk udara dan ramah disabilitas.Â
Dari Langit Abu-Abu menuju Langit Biru
Jika kamu selama ini melihat Jakarta yang kusam dan kelabu karena polusi, bersiap-siaplah untuk melihat wajah baru Jakarta yang berlangit biru. Perlu dicatat, hal itu hanya akan terjadi apabila semakin banyak orang yang mau menggunakan transportasi umum ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Jangan sampai hal itu hanya menjadi angan-angan, ya. Yuk, ambil bagian dalam gerakan Jakarta Langit Biru, dengan menggunakan berbagai alternatif kendaraan umum bertenaga listrik untuk bermobilitas di Jakarta!