Melawan Pelecehan Seksual di Transportasi Umum
Kasus pelecehan seksual di transportasi umum kembali marak terjadi terutama bagi perempuan dan kelompok rentan, menimbulkan rasa takut dan ketidaknyamanan. Banyak korban pelecehan seksual di transportasi umum ini memilih diam karena bingung, takut tidak dipercaya, atau tidak tahu harus berbuat apa. Namun sebenarnya, tindakan sekecil apa pun seperti menceritakan pengalaman atau melapor bisa menjadi langkah awal menuju perlindungan, pemulihan, dan perubahan.
Artikel ini ditujukan buat kamu yang mengalami maupun menyaksikan pelecehan seksual, terutama di transportasi umum. Di sini, kamu bisa menemukan panduan untuk mengenali pelecehan seksual. Kamu juga akan tahu apa yang harus dilakukan saat kejadian itu terjadi. Selain itu, ada cara untuk melapor dan informasi tentang layanan pemulihan. Baca sampai habis untuk informasi lengkapnya, ya.
Apa Itu Pelecehan Seksual?
United Nations Entity for Gender Equality and the Empowerment of Women (UN Women) mendefinisikan pelecehan seksualsebagai perilaku bernuansa seksual yang tidak diinginkan dan secara wajar dapat menimbulkan rasa tersinggung atau penghinaan.
Dalam konteks ruang publik yang padat seperti transportasi umum, pelecehan seksual bisa terjadi dengan cepat dan tanpa terdeteksi. Ironisnya, banyak korban yang ragu untuk bertindak karena takut dianggap berlebihan, malu, atau khawatir tidak dipercaya. Oleh karena itu, pemahaman awal tentang bentuk-bentuk pelecehan sangat penting agar Smartcitizen dapat mengenali dan meresponsnya dengan tepat.
Jenis Pelecehan Seksual yang Sering Terjadi di Transportasi Umum
Memahami jenis-jenis pelecehan membantu kita membedakan mana tindakan yang pantas dan mana yang tidak bisa ditoleransi. Di transportasi umum, pelecehan yang sering terjadi dapat berupa verbal dan non-verbal, dengan kategorisasi sebagai berikut.
Bersiul dan Bersuit Menggoda
Tindakan bersiul atau bersuit sering kali digunakan oleh pelaku untuk mengekspresikan ketertarikannya dengan cara yang tidak pantas. Misalnya, saat seorang wanita baru naik ke dalam kereta, seorang pria di sekitarnya bisa mulai bersiul dengan nada menggoda. Meskipun bagi sebagian orang mungkin hal ini dianggap "sekadar bercanda," bagi korban, tindakan ini bisa sangat mengganggu dan membuat mereka merasa tidak dihargai. Suara yang tidak diinginkan ini bisa memberi rasa terintimidasi, apalagi jika terjadi berulang kali, membuat wanita merasa terjebak dan tidak nyaman.
Komentar Tentang Tubuh
Komentar tentang penampilan tubuh seseorang, terutama yang terkesan seksual, adalah salah satu bentuk pelecehan verbal yang sering terjadi di transportasi umum. Sebagai contoh, seorang laki-laki berkata, "Duh, kamu bikin orang susah konsentrasi deh, dengan pakaian kayak gitu," kepada perempuan yang ia temui di kereta. Kalimat seperti ini bisa sangat merendahkan karena tidak hanya mengobjektifikasi tubuh wanita, tetapi juga memberi kesan bahwa penampilannya menjadi pusat perhatian yang tidak diinginkan.
Berkomentar Seksis
Komentar seksis adalah komentar yang merendahkan atau membatasi seseorang berdasarkan jenis kelamin atau gender mereka. Dalam konteks pelecehan di transportasi umum, komentar ini bisa berupa, "Cantik-cantik gini, kirain nggak bisa naik transportasi umum," yang diucapkan seorang laki-laki kepada perempuan di sebelahnya. Komentar seperti ini mencerminkan pandangan seksis karena mengaitkan nilai atau peran perempuan dengan penampilan fisik dan menempatkan mereka dalam stereotip yang membatasi.
Memfoto Tanpa Persetujuan
Mengambil foto atau video seseorang tanpa izin, terutama dengan niat seksual, adalah pelanggaran privasi yang serius. Di transportasi umum, ini bisa terjadi saat seseorang berpura-pura main ponsel padahal sedang mengarahkan kamera ke arah tubuh penumpang lain. Korban mungkin tidak langsung menyadari, tapi tetap merasa diawasi dan tidak aman.
Meraba Tubuh Orang Lain
Meraba tubuh orang lain tanpa persetujuan adalah bentuk pelecehan fisik yang jelas melanggar batas. Dalam situasi kereta yang padat, tangan seseorang bisa tiba-tiba menyentuh bagian tubuh seperti paha atau pinggang secara sengaja. Meskipun pelaku kerap bersembunyi di balik kerumunan, efeknya bagi korban sangat nyata, seperti cemas, takut, dan merasa kehilangan kendali atas ruang pribadinya.
Menggesekkan Alat Kelamin
Di tengah keramaian, sering kali ada pelaku yang berpura-pura terbawa arus penumpang, padahal sengaja menggesekkan alat kelaminnya ke tubuh korban. Ini adalah tindakan pelecehan seksual yang sangat mengganggu dan dapat membuat korban merasa dilecehkan secara fisik maupun emosional.
Mempertontonkan Tindakan Seksual
Beberapa pelaku bahkan berani melakukan tindakan eksplisit seperti masturbasi di tempat umum. Biasanya ini dilakukan dengan cara pelaku duduk ataupun berdiri di hadapan perempuan di transportasi umum dan mulai melakukan tindakan cabul di balik tas atau jaket. Meskipun tidak menyentuh korban secara langsung, tindakan ini bisa menjadi sangat traumatis hingga membuat korban merasa terancam atau bahkan ketakutan untuk menggunakan transportasi umum lagi.
Dampak Nyata Pelecehan Seksual Bagi Korban
Mengalami pelecehan bukan sekadar pengalaman tidak menyenangkan. Sebab, pelecehan seksual bisa membawa dampak psikologis jangka panjang. Kebanyakan korban merasakan hal-hal ini.
- Takut dan cemas ketika harus kembali menggunakan transportasi umum.
- Malu atau bersalah, meskipun mereka tidak melakukan kesalahan apa pun.
- Terisolasi, karena tidak tahu harus bicara ke siapa atau karena tak dipercaya saat bercerita.
- Mengalami trauma, bahkan dalam bentuk gejala PTSD seperti flashback ke kejadian saat dilecehkan, mimpi buruk, atau ketegangan berlebihan di tempat umum.
Dampak pelecehan seksual yang bisa terjadi seperti takut, malu, hingga trauma
Apa yang Harus Dilakukan Jika Kamu Korban Pelecehan Seksual?
Sebagai korban, ada langkah-langkah yang bisa kamu ambil, baik untuk mencegah, merespons, maupun memulihkan diri dari kejadian tersebut. Panduan ini dibagi menjadi tiga bagian: preventif, responsif, dan rehabilitatif.
Preventif: Melindungi Diri Sebelum Kejadian
Pencegahan bukan berarti menyalahkan korban. Justru sebaliknya, ini adalah bentuk perlindungan diri dalam sistem yang belum sepenuhnya aman. Beberapa langkah yang bisa kamu lakukan saat menggunakan transportasi umum antara lain:
- Pilih gerbong khusus perempuan, jika tersedia. Gerbong khusus perempuan bisa menjadi ruang yang relatif lebih aman.
- Berdirilah di dekat petugas atau penumpang lain yang tampak dapat dipercaya.
- Pasang aplikasi JAKI di ponselmu untuk akses cepat ke Jakarta Siaga 112 lewat fitur Tombol Darurat. Simpan juga nomor call center transportasi umum, agar kamu bisa segera menghubungi pihak berwenang jika situasi darurat terjadi.
Berikut kontak call center yang bisa kamu hubungi:
- Transjakarta: 1500-102
- MRT Jakarta: 1500-332
- LRT Jakarta: Care Center Layanan Sahabat (CARLA): 021-5089-9909
Petugas terlatih siap menerima laporan dan membantu korban pelecehan seksual transportasi umum
Baca juga: Menengok 3 Fitur Baru di Aplikasi JAKI
Responsif: Tindakan Saat Pelecehan Terjadi
Saat menghadapi pelecehan seksual di transportasi umum, percayalah pada instingmu. Rasa tidak nyaman adalah tanda bahwa kamu perlu segera bertindak. Namun, jika tubuhmu bereaksi dengan membeku (freeze) atau menangis itu adalah respons yang wajar dan valid. Setiap orang merespons ancaman dengan cara berbeda, dan tidak ada cara yang salah.
Jika kamu merasa aman dan situasi memungkinkan, berikut beberapa langkah yang bisa kamu ambil saat mengalami pelecehan seksual di transportasi umum.
- Segera pindah tempat. Cari lokasi yang lebih terang, terbuka, atau ramai.
- Tegur pelaku. Ucapkan dengan tegas seperti, “Tolong jaga jarak,” atau “Jangan sentuh saya.”
- Dokumentasikan kejadian. Jika kamu merasa aman, catat ciri-ciri pelaku, waktu, lokasi, dan ambil foto sebagai bukti.
Rehabilitatif: Merawat Diri Setelah Kejadian
Setelah mengalami pelecehan seksual, merawat diri secara emosional maupun mental adalah langkah penting menuju pemulihan. Kamu tidak harus langsung merasa “baik-baik saja,” tapi ada cara-cara kecil yang bisa membantumu perlahan bangkit. Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan:
- Ceritakan pada orang yang kamu percaya. Dapat kamu lakukan dengan teman dekat, keluarga, atau rekan kerja yang suportif. Dukungan emosional dari mereka bisa jadi titik awal yang menguatkan.
- Laporkan secara formal jika kamu siap. Tidak ada paksaan, tapi bila ingin mengambil langkah hukum atau administratif, kamu dapat melapor ke petugas transportasi umum, Pos Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA), call center dari transportasi yang kamu naiki, maupun Jakarta Siaga 112 melalui fitur Tombol Darurat di aplikasi JAKI.
Pos SAPA untuk perempuan, anak-anak, dan lapor pelecehan seksual di transportasi umum
- Manfaatkan layanan konseling. Jika kamu merasa perlu berbicara dengan profesional, fitur JakCare di aplikasi JAKI menyediakan akses mudah untuk konsultasi kesehatan mental.
Bagaimana Jika Kamu Menjadi Saksi Pelecehan Seksual?
Bukan hanya korban yang perlu bertindak. Saksi juga punya peran penting dalam menciptakan ruang publik yang aman, termasuk dari pelecehan seksual di transportasi umum. Berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan, dari pencegahan hingga dukungan setelah kejadian:
Preventif: Waspada & Peduli Lingkungan Sekitar
Sebagai saksi, kamu punya peran penting bahkan sebelum kejadian terjadi. Kadang, langkah-langkah preventif dari orang sekitar bisa memberi rasa aman bagi korban.
- Amati interaksi mencurigakan. Misalnya, seseorang yang terlalu mendekat tanpa alasan jelas, mengikuti orang lain, atau mencoba kontak fisik yang tidak diinginkan.
- Waspadai tanda ketidaknyamanan. Kalau kamu melihat seseorang tampak gelisah, memalingkan badan, atau berusaha menjauh dari orang tertentu, itu bisa jadi sinyal bahaya.
Responsif: Saat Pelecehan Terjadi
Saat pelecehan sedang atau baru saja terjadi, tindakan-tindakan kecil seperti ini bisa sangat berarti:
- Tanyakan kabar korban dengan lembut. Cobalah menyapa, misalnya dengan pertanyaan seperti, "Kamu baik-baik saja?" atau "Ada yang bisa saya bantu?" Pertanyaan sederhana ini bisa memberi rasa bahwa korban diperhatikan, didengar, dan tidak sendirian.
- Alihkan situasi. Ciptakan distraksi di antara pelaku dan korban. Misalnya, berpura-pura mengenal korban lalu ajak bicara, atau berdirilah di antara korban dan pelaku untuk menciptakan jarak fisik di antara mereka.
- Dokumentasikan kejadian. Jika situasinya memungkinkan dan aman, catat detail seperti ciri-ciri pelaku, waktu, dan lokasi kejadian. Ambil foto pelaku pelecehan seksual jika bisa, sebagai dokumentasi yang bisa membantu saat pelaporan.
Rehabilitatif: Setelah Kejadian
Bantuan tak berhenti setelah pelecehan terjadi. Justru, dukungan setelah kejadian sering kali menjadi penentu bagi korban untuk merasa aman, pulih, dan berdaya kembali.
- Setelah kejadian, korban bisa merasa bingung, takut, atau syok. Ajak ia bicara dengan tenang tanpa menghakimi dan cukup dengarkan. Validasi perasaannya dan beri ruang bagi korban untuk merasa didampingi.
- Tawarkan pendampingan ke layanan bantuan. Jika korban terlihat siap, bantu arahkan ke layanan seperti Pos SAPA, petugas transportasi umum, atau pihak berwenang lainnya.
Kanal Pelaporan Pelecehan Seksual di Transportasi Umum
Jika kamu atau orang di sekitarmu mengalami pelecehan seksual di transportasi umum, penting untuk tahu ke mana harus melapor. Berikut beberapa saluran yang bisa diakses:
- Petugas transportasi umum seperti yang terdapat di MRT, LRT, dan Transjakarta adalah garda terdepan yang bisa kamu datangi untuk meminta bantuan langsung di lokasi kejadian. Petugas-petugas ini telah mendapat pelatihan khusus untuk menangani situasi darurat, termasuk kasus pelecehan seksual. Jangan ragu untuk mendekati dan melaporkan kejadian kepada mereka—kehadiranmu akan ditanggapi dengan serius dan profesional.
- Jakarta Siaga 112 menyediakan layanan darurat yang siap siaga 24 jam. Hubungi layanan ini dalam beberapa sentuhan jari dengan tombol darurat di JAKI, karena bisa menjadi penyelamat dalam situasi darurat apa pun.
- Pos Sapa dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPAPP) ada di stasiun MRT, LRT, dan Transjakarta. Di sana, petugas terlatih siap mendampingi korban pelecehan seksual. Mereka memberikan layanan konseling, bantuan hukum, dan pendampingan secara menyeluruh. Petugas siap mendengarkan dan membantu Smartcitizen yang menjadi korban pelecehan.
- Aplikasi JAKI bisa menjadi langkah pertama yang mudah dan cepat untuk melapor. Melalui aplikasi ini, kamu bisa mengirim laporan langsung ke Jakarta Siaga 112, layanan darurat yang siap merespons kapan pun dibutuhkan. Setelah melapor, kamu juga dapat mengakses fitur JakCare, layanan konsultasi kesehatan mental yang tersedia untuk membantumu memulihkan diri secara emosional. Semua ini bisa diakses dalam satu aplikasi, tanpa harus berpindah platform.
Tips Aman Saat Menggunakan Transportasi Umum
Menggunakan transportasi umum seharusnya menjadi pengalaman yang aman dan nyaman. Untuk membantu menjaga keselamatan diri, berikut beberapa langkah sederhana yang bisa kamu lakukan:
- Beritahu orang terdekat tentang rute perjalanan dan estimasi waktu tempuhmu. Ini membantu mereka mengetahui keberadaanmu dan memberi rasa tenang, terutama saat perjalanan larut malam.
- Jika menggunakan earphone, cukup di satu telinga agar tetap waspada terhadap lingkungan sekitar jauh lebih penting.
- Bawa alat bantu darurat kecil, seperti peluit atau senter mini. Meski tampak sepele, benda-benda ini bisa sangat berguna untuk menarik perhatian atau memberi sinyal bahaya.
Upaya Pemerintah dalam Penanganan Pelecehan Seksual
Di Jakarta, perlindungan terhadap penumpang transportasi umum dari pelecehan seksual terus dilakukan. Melalui berbagai langkah preventif, responsif, dan rehabilitatif, pemerintah bersama operator transportasi menghadirkan sistem yang makin siap melindungi.
Sebagai contoh, TransJakarta telah menyediakan bus pink khusus perempuan, menghadirkan petugas keamanan di halte dan di dalam bus, serta menggunakan teknologi pengenalan wajah (face recognition) untuk mengidentifikasi dan memblokir pelaku pelecehan seksual dari layanan ini. Para staf TransJakarta juga telah mendapatkan pelatihan khusus dalam menangani kasus pelecehan seksual, dan aktif menggerakkan kampanye STOP Pelecehan Seksual sebagai bentuk edukasi publik. Jika mengalami pelecehan di bus TransJakarta, korban dan saksi juga bisa melapor melalui call center TransJakarta di 1500-102.
MRT Jakarta menyediakan gerbong khusus perempuan, menempatkan petugas keamanan di stasiun maupun dalam kereta, serta memastikan seluruh petugas dibekali pelatihan untuk menangani pelecehan seksual secara sigap dan profesional. Bila ada pelecehan seksual di MRT, korban ada saksi juga bisa menghubungi call center MRT Jakarta di 1500-332 untuk melaporkan kejadian atau meminta bantuan.
Begitu pula dengan LRT Jakarta, yang melengkapi perlindungan dengan menghadirkan gerbong khusus perempuan, petugas terlatih dalam penanganan pelecehan seksual, serta call center di 0800-100-1121 yang siap siaga melayani penumpang yang membutuhkan bantuan.
Selain itu, ketiga moda MRT Jakarta, LRT, dan Transjakarta ini juga telah dilengkapi dengan CCTV yang tersebar di stasiun dan di dalam armada untuk memantau kondisi secara real-time. Korban dan saksi pelecehan seksual juga bisa mendatangi Pos SAPA yang tersedia di sejumlah titik untuk mendapatkan bantuan dan pendampingan langsung dari petugas.
Dengan berbagai upaya ini, Jakarta terus melangkah menuju sistem transportasi umum yang aman, inklusif, dan responsif terhadap kekerasan berbasis gender.
Itu tadi panduan penting seputar pelecehan seksual di transportasi umum. Pelecehan bukan perkara sepele. Baik sebagai korban maupun saksi, kamu punya peran penting dalam menghentikan pelecehan. Gunakan Tombol Darurat di aplikasi JAKI untuk terhubung dengan Jakarta Siaga 112, laporkan lewat petugas transportasi atau Pos SAPA. Setiap laporan yang kamu buat bisa jadi awal dari perubahan menuju transportasi umum yang lebih aman untuk semua.