Jika Jakarta Punya 30% Ruang Terbuka Hijau
Tahukah kamu apa itu Ruang Terbuka Hijau (RTH)? Seperti namanya, ruang terbuka hijau merupakan area terbuka yang menjadi tempat tanaman tumbuh secara alami maupun sengaja ditanam, bentuknya bisa memanjang atau berkelompok. Jakarta memang sudah memiliki RTH yang tersebar di beberapa area, namun ternyata area RTH itu belumlah cukup. Nah, untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang lebih hijau, nyaman, dan berkelanjutan, Pemprov DKI Jakarta menargetkan 30% RTH pada 2030, lho!Â
Smartcitizen, kira-kira gimana ya kalau Jakarta punya 30% Ruang Terbuka Hijau?
Semakin Hijau dan Kaya Ekosistemnya
Dengan pertambahan RTH di Jakarta, tentu akan bertambah pula jumlah berbagai jenis tanamannya. Pepohonan yang semakin banyak akan membuat Jakarta lebih hijau, meski merupakan wilayah perkotaan. Selain itu, populasi tanaman yang meningkat akan menjadi rumah yang nyaman bagi berbagai jenis spesies liar. Ragam flora dan fauna yang meningkat merupakan kekayaan biodiversitas, sehingga membuat rantai makanan dari ekosistem RTH berjalan dengan baik.
Dengan biodiversitas ekosistem di tengah kota yang baik, Jakarta akan menjadi pusat belajar alam bagi warganya dan membuat mereka semakin dekat dengan alam.Â
Semakin Adem dan Bersih Udaranya
Semakin banyak tumbuhan di RTH berpengaruh terhadap kualitas udara, lho, Smartcitizen! Pohon mampu untuk mengurangi emisi karbon, karena dapat menyerap karbon dioksida dan memproduksi oksigen ketika fotosintesis. Menariknya lagi, selain karbon dioksida, pohon juga bisa membantu penyerapan nitrogen dioksida dan sulfur dioksida dari atmosfer, sehingga mengurangi partikel beracun atau polutan secara efektif. Â
Di samping itu, kelembapan dari pepohonan yang dipancarkan ke udara akan membantu mendinginkan udara. Menurut penelitian Shashua-Bar dan Hoffman pada tahun 2000, efek pendinginan dari RTH dirasakan hingga jarak 100 meter.
Smartcitizen, jika RTH di Jakarta mencapai 30%, tentu akan semakin banyak pohon yang dapat bertindak sebagai pendingin alami dan filter alami untuk polusi. Jakarta akan menjadi kota yang lebih adem dan bersih udaranya. Apalagi jika kamu barengi dengan memperbanyak jalan, bersepeda, dan menggunakan transportasi publik untuk berkeliling Jakarta.Â
Semakin Nyaman Lingkungannya
Pertambahan jumlah Ruang Terbuka Hijau juga menyamankan lingkungan kita, lho! RTH yang bertambah akan memperluas tempat penyerapan air hujan. RTH dapat menjadi penyimpanan air resapan, karena vegetasi berbagai tanaman dapat mengendalikan air melalui proses infiltrasi. Jika air cepat meresap, maka genangan-genangan air juga akan berkurang. Oh, ya, pepohonan juga mampu menyerap kebisingan kota. 30% RTH di Jakarta akan membuat lingkungan Ibu Kota lebih nyaman, indah, asri, minim kebisingan, serta mampu meresapkan air hujan dengan cepat.Â
Semakin Sehat dan Bahagia Warganya
Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa RTH dapat meningkatkan kesehatan, baik fisik maupun mental. Bagaimana bisa?Â
Ternyata, partikel-partikel beracun dari polusi udara dapat mengakibatkan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) dan beberapa penyakit kronis lainnya. Nah, seperti yang sudah kamu tahu, pohon mampu menjebak partikel beracun tersebut melalui permukaan daunnya. RTH yang kemudian menjadi ruang pohon-pohon tumbuh itulah yang dapat meningkatkan kesehatan warga di sekitarnya.Â
Selain itu, RTH yang bisa diakses oleh publik, seperti taman kota, juga dapat menarik orang-orang untuk berolahraga. Kamu dan warga lainnya dapat berjalan santai, berlari, senam, atau berolahraga lain. Dengan sering berolahraga di RTH yang bersih dan nyaman, kesehatan kamu pun akan meningkat, sehingga melindungi kamu dari berbagai penyakit yang membahayakan tubuhmu.
Tahukah kamu bahwa RTH dapat pula berkontribusi secara signifikan terhadap pengurangan stres, depresi, bahkan demensia? Yup, ternyata tumbuh-tumbuhan hijau bisa membuat rileks tubuhmu. Rasa rileks dan nyaman itulah yang membantumu untuk mengurangi stres, meningkatkan kesehatan mental, serta menjadikan hidupmu lebih bahagia.Â
Semakin Dekat Warganya
RTH tidak hanya akan menjadi ruang untuk pepohonan dan ekosistem liar tumbuh, namun juga menjadi ruang ketiga --selain rumah serta tempat bekerja-- bagi warga agar dapat beraktivitas dengan nyaman. RTH yang berupa taman kota pun dirancang agar menjadi tempat interaksi warga.
Canadian Parks/Recreation Association, misalnya, menemukan bahwa RTH yang menjadi tempat keluarga menghabiskan waktu, berdampak positif dalam hubungan suami-istri maupun orangtua dengan anak.Â
Taman yang hijau, sejuk, serta dilengkapi dengan fasilitas yang memadai merupakan tempat berkumpul warga secara setara dan berinteraksi satu sama lain. Jika ditambah upaya pengisian taman kota dengan berbagai aktivitas masyarakat, tentu akan membantu untuk menghidupkannya. Kamu akan dengan mudah bertemu dan berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat, dari anak-anak, dewasa, hingga lansia, tanpa membedakan kelas sosial atau gender.
Menjadi Smart Peopleuntuk Mewujudkan Jakarta Hijau
Smartcitizen, kebutuhan RTH DKI Jakarta seluas 198,70 km² untuk mencapai target 30%. Tarsoen Waryono, ahli hutan kota dan ekosistem perkotaan dari Universitas Indonesia (UI) mengatakan, 30% RTH Jakarta masih bisa diusahakan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun terus merencanakan pembangunan taman dan perluasan ruang terbuka hijau.Â
Lalu, bagaimana agar kita bisa menjadi bagian untuk mewujudkan Jakarta yang lebih hijau? Mengikuti salah satu indikator smart city, yaitu smart people, warga di Jakarta harus lebih cerdas memelihara RTH yang sudah ada dan yang akan bertambah nantinya. Kamu bisa bantu membuang sampah di tempatnya dan menerapkan konsep hidup minim sampah, menjaga fasilitas publik, menggunakan transportasi publik serta mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, juga menanam berbagai tumbuhan di tempat tinggalmu. Yuk, kita sama-sama wujudkan Jakarta yang lebih hijau!
Â
Â
Sumber: The Turf Growers Association of WA| Prakoso & Herdiansyah (2019)| Beritasatu.com| The International Federation of Parks and Recreation Administration| Relf, D. (1996). Plants Actually Clean the Air | Aldous, D,E. (2006). Benefits of trees and natural green space for urban communities. International Federation of Park and Recreation Administration European Congress, Annecy, France | Shashua-Bar, L. and Hoffman, M. E. (2000). ‘Vegetation as a climatic component in the design of an urban street: an empirical model for predicting the cooling effect of urban green areas with trees’. Energy and Buildings Vol. 31, pp. 221-235 | Couchman. (1988). As cited in Canadian Parks/Recreation Association, (1997). The benefits catalogue. Gloucester, ON. Canada: Canadian Parks/Recreation Association