10 Jun 2025

Jakarta Smart City Hadir di Casablanca Smart City 2025

Oleh:Amira Sofa

Editor:Aditya Gagat Hanggara

10 Jun 2025

Dalam upaya mewujudkan kota yang lebih cerdas, inklusif, dan berkelanjutan, Jakarta Smart City (JSC) kembali menegaskan komitmennya untuk terus belajar, terlibat, dan berkolaborasi di level global. Tahun ini, JSC diundang sebagai peserta dalam forum bergengsi Casablanca Smart City 2025 yang berlangsung pada 21–22 Mei 2025 di Hôtel Hyatt Regency, Casablanca, Maroko. 

Forum ini merupakan bagian dari rangkaian acara Smart City Morocco Roadshow & Expo 2025, yang diselenggarakan dengan dukungan dari berbagai pihak seperti Benguerir Prefecture, Casablanca Events & Animation, dan FIWARE Foundation (Europe). Roadshow ini mempertemukan para pengambil kebijakan, pakar teknologi, pemimpin kota, wirausahawan, dan perwakilan masyarakat sipil dari berbagai negara.

Dengan tema besar “Smart Nextgen Cities: Innover Pour Une Metropole Durable et Inclusive (Innovating for a Sustainable and Inclusive Metropolis),” Casablanca Smart City bersama mitranya seperti WeCasablanca dan SMART (Smart Moroccan Alliance for Resilient Territories) kembali menegaskan posisinya sebagai kota model transformasi digital yang frugal, sosial, dan berwawasan lingkungan.

Pembukaan Smart Nextgen Cities: Innover Pour Une Metropole Durable et Inclusive

Pembukaan Smart Nextgen Cities: Innover Pour Une Metropole Durable et Inclusive 

Casablanca: Kota Cerdas dengan Pendekatan Frugal dan Inklusif

Dalam konteks smart city global, Casablanca menempati posisi yang unik. Sebagai pusat ekonomi Maroko, kota ini telah membuktikan bahwa inovasi kota cerdas tidak selalu harus dimulai dari megaproyek teknologi tinggi. Sebaliknya, Casablanca menunjukkan bahwa pendekatan frugal innovation, yaitu inovasi yang hemat sumber daya namun berdampak luas dapat menjadi strategi efektif untuk menjawab tantangan kota besar.

Persiapan Maroko menjadi salah satu tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola 2030 menjadi katalis transformasi besar di Casablanca. Kota ini memanfaatkan momen tersebut untuk mempercepat pengembangan infrastruktur olahraga pintar, memperkuat sistem transportasi berkelanjutan, serta mendorong pelibatan warga dalam pengambilan keputusan publik melalui CivicTech dan platform digital partisipatif.

Adapun tiga fokus utama yang menjadi benang merah forum tahun ini mencerminkan arah strategis transformasi kota Casablanca:

Sportech

Mengembangkan stadion pintar dan pengalaman olahraga yang mengintegrasikan teknologi digital untuk efisiensi, keamanan, dan kenyamanan. Fokus ini menjadi semakin penting seiring persiapan Maroko menyambut Piala Dunia 2030, di mana Casablanca menargetkan diri sebagai pusat inovasi olahraga dengan menghadirkan stadion-stadion pintar berstandar internasional.

Infrastruktur tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat pertandingan, tetapi juga sebagai ruang interaktif berbasis teknologi yang menggabungkan sistem tiket digital, manajemen kerumunan berbasis data, keamanan prediktif, hingga penerapan digital twins, yaitu rekaan digital dari infrastruktur fisik yang memungkinkan pemantauan dan simulasi kondisi stadion secara real-time. Seluruh inovasi ini dirancang untuk menciptakan pengalaman menonton yang lebih lancar dan aman, sekaligus memastikan efisiensi energi dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.

Smart Mobility

Menghadirkan sistem transportasi publik yang terintegrasi, ramah lingkungan, dan mudah diakses. Komitmen ini menjadi semakin krusial bagi Maroko yang tengah bersiap menjadi tuan rumah ajang internasional berskala besar, di mana tantangan konektivitas dan mobilitas perkotaan perlu dijawab dengan solusi yang inklusif dan berkelanjutan.

Untuk itu, kota ini terus mengembangkan berbagai inovasi mobilitas cerdas yang mendukung kelancaran perjalanan sebelum, selama, dan setelah penyelenggaraan acara. Inovasi tersebut meliputi sistem transportasi multimoda yang terhubung, infrastruktur yang ramah pengguna, serta pemanfaatan kendaraan listrik dalam jaringan transportasi kota. Pendekatan ini tak hanya ditujukan untuk menekan emisi karbon, tetapi juga memastikan akses mudah ke lokasi-lokasi strategis dan venue olahraga, demi mewujudkan pengalaman transportasi yang efisien, aman, dan ramah lingkungan.

Governance & CivicTech

Menguatkan partisipasi warga dalam transformasi kota melalui teknologi keterbukaan data, konsultasi publik daring, dan alat pelaporan kolaboratif. Prinsip tata kelola terbuka dan partisipatif menjadi fondasi utama dalam proses transformasi Casablanca menuju kota cerdas. Pendekatan ini menempatkan warga sebagai aktor penting dalam membentuk arah pembangunan kota. Melalui pemanfaatan CivicTech dan platform digital, warga didorong untuk terlibat aktif dalam pengambilan keputusan serta pengembangan solusi inovatif atas berbagai tantangan perkotaan. Teknologi ini membuka ruang kolaborasi yang lebih luas, memungkinkan setiap warga untuk turut andil dalam merancang dan merealisasikan inisiatif kota pintar.

Wawasan dari Panel Internasional: Tantangan Bersama, Solusi Kolektif

Hari pertama konferensi dibuka dengan seremoni pembukaan dan pidato utama yang menyambut seluruh delegasi dari lebih dari 16 negara. Setelah penandatanganan kemitraan strategis, sesi pleno bertajuk "Sportech and Digital Transformation" menjadi sorotan utama. Sesi ini membahas bagaimana teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), perangkat wearable, hingga analitik performa kini mengubah lanskap dunia olahraga. 

Dalam sesi Circle 3 dan Circle 4, peserta mengeksplorasi pengembangan stadion pintar yang terhubung secara digital, serta strategi peningkatan performa dan kesejahteraan atlet melalui pendekatan berbasis teknologi. Masih di hari yang sama, sesi Plenary 2 dengan tema “The Future of Sustainable Mobility: Reinventing Smart Cities” Circle 5–6 mengangkat tantangan mobilitas perkotaan di era digital. Diskusi berkisar pada pengembangan sistem transportasi multimoda yang terhubung, perencanaan ruang kota yang inklusif, serta integrasi kendaraan listrik dalam infrastruktur perkotaan.

Panelis Smart Nextgen Cities: Innover Pour Une Metropole Durable et Inclusive

Panelis Smart Nextgen Cities: Innover Pour Une Metropole Durable et Inclusive 
 

Hari pertama ditutup dengan sesi Smart City Hackathon Pitching, di mana mahasiswa dari berbagai universitas di Maroko mempresentasikan solusi digital untuk menjawab tantangan kota mereka. Presentasi ini tidak hanya menjadi ajang unjuk ide, tetapi juga penilaian akhir oleh panel juri profesional. Di penghujung sesi, diumumkan para pemenang hackathon yang akan mendapatkan pendampingan lanjutan untuk mengembangkan solusi mereka ke tahap implementasi nyata. 

Hari kedua menjadi wadah diskusi yang mendalam tentang tata kelola kota dan CivicTech. Plenary 3: Towards a Participative and Connected Governance membuka diskusi mengenai bagaimana data dan kecerdasan buatan digunakan untuk meningkatkan efisiensi manajemen kota. Circle 1 membedah bagaimana kota-kota di berbagai belahan dunia memanfaatkan data untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Sementara Circle 2 menghadirkan diskusi interaktif seputar CivicTech dan demokrasi lokal. Mulai dari platform pengaduan warga hingga sistem konsultasi publik daring.

Usai istirahat siang, konferensi ditutup dengan sesi Startup Pitches untuk Casablanca Smart City 2025 Trophy. Lima finalis menampilkan solusi inovatif di hadapan investor, pembuat kebijakan, dan pakar kota pintar dari berbagai negara. Dari lima finalis, yakni Beauzy (digitalisasi layanan kecantikan), Proorfa (konsultan transformasi digital), Fournix+ (logistik pangan), dan Ecomove (mobilitas pelajar), startup Azure Group tampil paling menonjol.

Azure Group meraih trofi Casablanca Smart City 2025 berkat solusi teknologi akses tanpa baterai dan tanpa kabel, yang memungkinkan pengelolaan infrastruktur kota secara cerdas, aman, dan berkelanjutan. Solusi ini dinilai sejalan dengan misi pengurangan jejak karbon dan peningkatan efisiensi digital di tingkat kota dan regional. Trofi diserahkan kepada Rachid Naji, perwakilan Azure Group.

Solusi dari Azure Group dinilai relevan di berbagai sektor seperti perbankan, telekomunikasi, dan manajemen properti sewaan. Selain itu, inovasi ini juga merespons tantangan keamanan siber dan tata kelola digital, tidak hanya dalam hal perlindungan data, tetapi juga keamanan akses fisik. Teknologi yang mereka kembangkan mendukung pembangunan infrastruktur kota yang terhubung, berdaulat, dan berkelanjutan, sambil tetap menghormati standar dan kebebasan individu.

Di sela-sela konferensi, perwakilan JSC juga mengunjungi area pameran dan Startup Village, tempat startup dari berbagai negara memamerkan solusi inovatif mereka dalam bidang tata kota, energi, transportasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Apa yang Bisa Dipelajari Jakarta?

Kehadiran Jakarta Smart City dalam forum ini bukan hanya sebagai penonton, melainkan sebagai pembelajar aktif. Ada sejumlah pelajaran penting yang dapat diambil untuk memperkaya pendekatan kota Jakarta dalam membangun kota pintar. 

Salah satu sesi yang mencuri perhatian dalam forum Casablanca Smart City 2025 adalah paparan dari Emad Hussein, peneliti utama dari Singapore International Dispute Resolution Academy (SIDRA). Dalam presentasinya, ia membedah secara kritis konsep kota pintar dan berbagai tantangan yang menyertainya, khususnya dalam kaitannya dengan adopsi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam tata kelola kota.

Menurut Hussein, kota pintar bukan sekadar kota yang mengadopsi teknologi canggih, melainkan kota yang mampu mengintegrasikan teknologi secara strategis untuk melayani warganya dengan lebih baik, adil, dan berkelanjutan. Ia merumuskan bahwa setidaknya ada tiga fungsi utama yang idealnya dimiliki oleh sebuah smart city:

  1. Optimalisasi dan Keberlanjutan Layanan Publik
    Kota cerdas harus mampu menghadirkan layanan yang tidak hanya efisien secara teknologi, tetapi juga hemat energi, biaya operasional, dan mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat.
     
  2. Peningkatan Kualitas Hidup Warga
    Tujuan akhir dari penerapan teknologi kota bukanlah sekadar kecepatan atau kecanggihan, melainkan peningkatan kesejahteraan sosial, kenyamanan, dan keamanan warga kota.
     
  3. Pengambilan Keputusan Berbasis Data
    Kota cerdas perlu didukung oleh sistem informasi yang akurat dan real-time agar pemerintah dapat merespons masalah secara tepat dan cepat, serta membuat kebijakan yang lebih presisi dan kontekstual.
     

Dalam konteks global, Hussein menampilkan berbagai contoh kota yang telah mengembangkan fitur-fitur smart city yang relevan dan berdampak:

  • Singapura, dengan sistem smart healthcare yang mencakup rekam medis digital, penggunaan AI untuk diagnosis awal, serta layanan kesehatan prediktif berbasis data.
     
  • Dubai, yang sukses mengimplementasikan sistem pemerintahan tanpa kertas (paperless government), di mana transaksi layanan publik dilakukan secara digital, mengurangi ketergantungan pada dokumen fisik.
     
  • Swiss, dengan penerangan jalan pintar berbasis AI yang dapat menyesuaikan tingkat cahaya sesuai kondisi cuaca dan aktivitas warga, menghemat energi sekaligus meningkatkan keselamatan publik.
     
  • Korea Selatan, yang telah memanfaatkan AI untuk manajemen lalu lintas, termasuk sistem pengaturan lampu lalu lintas otomatis dan pemantauan kepadatan jalan berbasis sensor.

Akan tetapi, kemajuan teknologi tidak datang tanpa tantangan. Hussein menyoroti risiko serius dalam pemanfaatan AI, seperti bias data yang berpotensi memperkuat ketidakadilan sosial, kurangnya transparansi karena sistem AI yang sering kali beroperasi sebagai “black box,” serta menurunnya kepercayaan publik ketika warga merasa terpinggirkan dalam pengambilan keputusan yang kini diotomasi oleh mesin.

Dari situ, jelaslah mengapa etika digital menjadi pelajaran paling penting yang dapat dipetik Jakarta. Karena tanpa prinsip-prinsip keadilan, inklusivitas, dan akuntabilitas, penerapan teknologi pintar bisa justru memperlebar jurang sosial dan melemahkan kepercayaan warga terhadap pemerintah. Etika digital menjadi landasan moral yang memastikan teknologi digunakan secara bertanggung jawab, transparan, dan membawa manfaat nyata bagi semua lapisan masyarakat, terutama bagi kelompok rentan yang kerap terabaikan.

Sebagai jawaban atas tantangan ini, Hussein mengusulkan peta jalan (roadmap) yang jelas dan bertahap dalam implementasi AI di sektor publik. Roadmap ini mencakup peluncuran platform uji coba dan proyek percontohan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia di pemerintahan, penguatan kebijakan privasi serta transparansi data, dan yang tidak kalah penting adalah meningkatkan partisipasi warga dalam merancang sistem AI agar lebih inklusif dan akuntabel.

Pelajaran ini sangat relevan bagi Jakarta, yang tengah bertransformasi digital melalui inisiatif seperti aplikasi JAKI dan sistem Cepat Respon Masyarakat (CRM). Kedua platform ini menunjukkan upaya pemerintah DKI dalam meningkatkan kualitas hidup warga, mengoptimalkan pengambilan keputusan berbasis data, dan menyajikan layanan yang efisien dan responsif.

Namun, sebagaimana Hussein tegaskan, kemajuan teknologi tidak boleh mengesampingkan etika digital. Jakarta harus terus memperkuat literasi digital warga, memperluas partisipasi publik dalam kebijakan teknologi, dan membangun mekanisme akuntabilitas yang solid. Dengan cara ini, Jakarta dapat memastikan teknologi smart city bukan hanya maju secara teknis, tetapi juga berorientasi pada keadilan sosial dan kepercayaan publik.

Mengukuhkan Peran Jakarta dalam Ekosistem Kota Pintar Global

Forum Casablanca Smart City 2025 membuktikan bahwa transformasi digital kota tidak dapat dilepaskan dari kerja sama global, berbagi praktik baik, dan keberanian untuk bereksperimen dengan pendekatan baru. Melalui partisipasi aktif di forum ini, Jakarta Smart City menunjukkan komitmennya untuk terus tumbuh, berjejaring, dan berkontribusi dalam ekosistem kota pintar dunia.

Bukan tidak mungkin di masa depan, Jakarta akan menjadi salah satu kota rujukan di Asia Tenggara dalam pengembangan kota cerdas berbasis kolaborasi warga, efisiensi digital, dan keadilan sosial. Namun semua itu tentu membutuhkan konsistensi dalam pembelajaran lintas negara, seperti yang terus dilakukan melalui forum-forum seperti ini.

Artikel Events Lainnya

Jakarta diundang menghadiri Smart Nextgen Cities di Casablanca untuk belajar dari berbagai kota cerdas di dunia. Simak pelajaran pentingnya di sini.

Lewat acara Jakarta Kini Lebih Dekat, JAKI meluncurkan fitur baru dan 100 CCTV untuk wujudkan kota yang lebih aman, inklusif, dan terkoneksi.

Kamu mahasiswa dan punya ide keren untuk Jakarta? Yuk, ikuti Living Lab Student Challenge dan wujudkan bersama. Baca info lengkapnya di sini.

Cari aktivitas seru di Jakarta saat Lebaran? Dari tur edukasi hingga promo belanja, temukan rekomendasinya di sini!

Future City Hub menyambut dua wakil menteri dalam kolaborasi pengembangan ekonomi kreatif Jakarta. Baca selengkapnya di sini.

Pramono Anung dan Rano Karno resmi dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2025-2030. Baca selengkapnya di sini.