12 Okt 2023

Cerita Warga yang Melapor Permasalahan di CRM

Oleh:Amira Sofa

Editor:Ramdan Malik Batubara, Aditya Gagat Hanggara

12 Okt 2023

Membangun Jakarta jadi kota cerdas yang lebih baik tak hanya bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah sebagai co-creator dan pelaku bisnis, akademisi, warga, maupun pemangku kepentingan lainnya sebagai kolaborator. Salah satu upaya untuk melibatkan masyarakat dalam upaya membangun Jakarta ialah melalui kanal aduan masyarakat.

Warga maupun orang-orang yang berkegiatan di Jakarta dapat melaporkan pelanggaran atau permasalahan yang terjadi di sekitar mereka lewat berbagai kanal. Ketiga belas kanal aduan masyarakat tersebut yakni:

  • JAKI;
  • Twitter @DKIJakarta;
  • Facebook Pemprov DKI Jakarta;
  • Pendopo Balaikota;
  • e-mail dki@jakarta.go.id;
  • media sosial pribadi Gubernur/Wakil Gubernur;
  • Kantor Kelurahan;
  • Kantor Kecamatan;
  • Balai Warga jakarta.go.id;
  • Pendopo Balai Kota;
  • Kantor Inspektorat;
  • SMS lewat 08111272206;
  • dan LAPOR 1708.

Seluruh laporan dari setiap kanal aduan diintegrasikan ke dalam sistem Cepat Respon Masyarakat (CRM), untuk kemudian ditindaklanjuti oleh petugas dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Sistem seperti ini membuat masalah di Jakarta jadi lebih mudah ditemukan dan cepat ditindaklanjuti. 

Sistem penyokong partisipasi masyarakat dalam pembangunan Jakarta sudah ada. Namun, yang jadi pertanyaan, apakah betul CRM efektif dalam menampung keluhan dan masukan dari masyarakat? Yuk, cari tahu jawabannya dengan melihat apa kata pelapor mengenai CRM. 

Cerita Warga yang Melapor Permasalahan di CRM

Lifinia Anggun: CRM Memupuk Rasa Kepemilikan Warga terhadap Jakarta

Lifinia Anggun Puspita, seorang guru kimia di sekolah internasional di Jakarta Utara, merupakan satu dari banyak warga yang telah melaporkan permasalahan ibu kota. Karena bekerja di Jakarta Utara dan tinggal di Jakarta Barat, Lifinia menjadi pengguna setia bus Transjakarta koridor 9, lalu disambung dengan koridor 3. Suatu hari, saat sedang berjalan di trotoar antara Pluit Junction dan Emporium Pluit untuk menaiki bus koridor 3, ia dan para pejalan kaki terhalang puing-puing proyek yang menumpuk di trotoar. Agar dapat melanjutkan perjalanan, mereka mesti turun ke jalan raya, sehingga membahayakan keselamatan. 

Lifinia Anggun, warga Jakarta yang melapor lewat JAKI

Pada hari pertama melihatnya, Lifinia masih membiarkan saja puing-puing sampah tersebut, dengan harapan akan ada petugas yang membersihkannya. Begitu pula pada hari kedua. Namun, saat sampah tersebut tetap menumpuk di sana pada hari ketiga, ia tak tinggal diam. Lifinia mengambil tindakan dengan memotret tumpukan puing-puing tersebut, lalu mengadukannya lewat fitur Laporan Warga di aplikasi JAKI (Jakarta Kini). Ia mengaku, pada mulanya iseng, karena memang sudah tahu dan memiliki aplikasi JAKI. Tapi saat laporannya ditanggapi dengan baik oleh petugas, Lifinia cukup kaget. Esok paginya ketika melewati trotoar yang sama, ia tak lagi melihat puing-puing proyek tersebut, menandakan bahwa petugas sudah menindaklanjuti laporannya.

Ketika ditanya tentang kesannya terhadap pelaporan melalui sistem Cepat Respon Masyarakat (CRM), Lifinia melontarkan respons positif. “Saya senang karena akhirnya ada cara yang benar-benar smart untuk penertiban Jakarta, sekaligus menampung aspirasi warga. Warga bisa menjadi “CCTV” berjalan untuk melaporkan berbagai permasalahan. Operasionalnya pun bagus, karena dalam sehari saya bisa mengetahui status laporan serta perpindahan laporan dari suatu stakeholder ke stakeholder lain,” ujarnya. Lebih lanjut, Lifinia menyatakan bahwa sistem aduan seperti Cepat Respon Masyarakat membuatnya–yang hanya seorang warga–merasa cukup diperhatikan oleh pemerintah. Ia pun mengajak masyarakat supaya melaporkan permasalahan kota lewat JAKI. “Dengan lebih banyak masyarakat melapor permasalahan lewat sistem CRM, kota Jakarta akan semakin berkualitas dan masyarakat akan lebih punya rasa kepemilikan terhadap keberlangsungan sistem tata kota Jakarta,” tuturnya.

Tonton selengkapnya: 

 

Sri Lasmidjah: CRM Berikan Warga Layanan Publik yang Layak 

Cerita lainnya tentang melapor melalui CRM datang dari Sri Lasmidjah Diponegoro, seorang pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sudah lima tahun terakhir, air di rumahnya mengecil, sehingga ia hanya bisa menadah air di keran terendah di halaman depan. Mulanya air keluar hanya dalam jumlah kecil, namun lama-lama air hanya mengalir dari keran di halaman depan rumah pada Sabtu dan Minggu. Sampai akhirnya, dua tahun lalu, seluruh keran air di rumah Bu Sri mati total. Petugas bilang, permasalahannya adalah kurang tekanan dan butuh mesin pemompa. 

Sri Lasmidjah, warga Jakarta yang melapor lewat JAKI

Ibu Sri mencari cara agar masalahnya ini bisa segera ditindaklanjuti. Kebetulan, ia sering membaca koran dan mendapat informasi bahwa warga bisa melaporkan permasalahannya secara tatap muka di Pendopo Balai Kota DKI Jakarta. Ia pun datang ke Balai Kota dan menceritakan permasalahannya. Setelah kurang dari satu jam berkonsultasi, ia diberikan selembar berkas yang menunjukkan alur proses setelah pengaduan di Balai Kota. 

Sesampainya di rumah, Bu Sri mendapatkan pesan WhatsApp dari Biro Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta yang berisi proses komunikasi antara Biro Pemerintahan dan PDAM. Beberapa hari setelahnya, petugas PDAM pun menyambangi kediamannya dan mengecek permasalahan pipa air. Dua puluh satu hari kemudian, sesuai perjanjian dengan PDAM, petugas PDAM memasang booster pump yang dapat meningkatkan tekanan air melalui pipa, sehingga aliran air menjadi lancar. Sejak saat itu, air di rumah Bu Sri kembali lancar. 

Dari cerita ini, kita dapat menyimpulkan bahwa permasalahan yang telah terjadi selama lima tahun, dapat diselesaikan dengan melapor ke kanal aduan resmi Pemprov DKI Jakarta. Bu Sri pun mengaku sangat bergembira dengan hal ini. “Saya senang warga Jakarta bisa mendapat kesempatan untuk mengakses layanan publik dengan mudah,” ucapnya, Ia pun menyematkan harapannya terhadap kanal aduan resmi DKI Jakarta, terutama pendopo Balai Kota, agar bisa menjadi kanal alternatif bagi warga Jakarta yang gagap teknologi maupun punya permasalahan kota yang kompleks, untuk melaporkannya lewat kanal aduan lain. 

Tonton selengkapnya: 

 

Naila: Lapor Masalah Gampang dan Identitas Terjaga 

Naila, seorang ibu rumah tangga yang baru pindah ke Jakarta, sedang membangun rumah bersama suaminya. Di depan rumah mereka, terdapat kabel listrik dan fiber optic yang posisinya sangat rendah. Jika dibiarkan, kabel tersebut dapat mengenai kepala orang yang lewat di sekitarnya. Akhirnya ia dan suaminya mencari cara agar permasalahan tersebut dapat ditindaklanjuti. Ketika sedang browsing di internet, mereka menemukan aplikasi JAKI, lalu melaporkan permasalahannya lewat sana.

Naila, warga Jakarta yang melapor lewat JAKI

Pada hari yang sama dengan pelaporan, yakni Sabtu, 22 Juli 2023,  Naila mendapatkan informasi kalau laporannya sudah diterima dan akan dicabut dua hari kemudian. Pada Minggu, keesokan harinya, tindak lanjut laporan Naila sudah dikerjakan sebanyak 50 persen. Tepat pada Senin, kabel listrik dan fiber optic di depan rumah Naila sudah diamankan. 

Merasa kaget dan senang dengan hasil tindak lanjut laporannya, ia tersenyum semringah. “Saya dan suami merasa, aplikasi JAKI sangat mudah untuk digunakan melapor permasalahan. Hanya perlu mengambil gambar, menjelaskan permasalahan dengan singkat, padat, dan jelas. Pelapor juga bisa melaporkan permasalahan secara anonim, sehingga tak perlu takut kebocoran data pribadi,” tuturnya. Terlepas dari hal-hal positif yang disebutnya tentang JAKI, Naila berharap, sosialisasi mengenai aplikasi ini dapat lebih luas lagi, mengingat banyak warga masyarakat yang belum sepenuhnya mengenalnya. 

Tonton selengkapnya: 

 

Cuitan Testimoni CRM dari Media Sosial

Kalau tadi Smartcitizen sudah membaca kisah ketiga pelapor yang menyampaikan langsung kesan dan pesan mereka tentang CRM, kini saatnya kita beralih membaca apa kata mereka yang aktif di media sosial.

Akun bercentang biru @qronoz menyampaikan, belum pernah ada kekurangan atau kesalahan yang membuatnya enggan mengirim laporan melalui JAKI. 

 

Cuitan @qronoz Testimoni CRM dari Media Sosial

Akun @Upium turut mengajak rekan-rekannya di Twitter untuk menggunakan JAKI dan CRM. Tak hanya karena kualitas kanal aduannya yang baik, tapi situs CRM juga mengundang perhatian, sebab dapat menjadi indikator pekerjaan PNS. 

 

Cuitan @Upium Testimoni CRM dari Media Sosial


 

Sementara itu, akun @wide_eka, merasa lebih suka ketika melaporkan permasalahan melalui Twitter. Sebab, ia tinggal mengirimkan chat berupa nama laporan, nomor, dan detail lainnya. Dalam tweet-nya, ia memuji admin Twitter Pemprov DKI cenderung lebih cepat dalam merespons laporan warga. 

 

Cuitan @wide_eka Testimoni CRM dari Media Sosial

 

Terlepas dari apapun kanalnya, setiap kanal aduan resmi milik Pemprov DKI Jakarta diintegrasikan ke dalam Cepat Respon Masyarakat. Kamu tinggal memilih untuk melapor melalui kanal yang paling kamu senangi atau mudah untukmu.


Itu tadi, sepenggal cerita dari warga Jakarta mengenai Cepat Respon Masyarakat dan pengalaman mereka melaporkan permasalahan melalui sistem tersebut. Dari kata mereka, bisa disimpulkan, bahwa CRM sudah cukup efektif menampung masukan warga. Baca artikelterkait atau kunjungi situsresmi CRM. Next, Smartcitizen mau tahu apa atau dengar testimoni apa lagi tentang Cepat Respon Masyarakat? 

Artikel CRM Lainnya

CRM (Cepat Respon Masyarakat) Jakarta terus menindaklanjuti permasalahan yang dilaporkan. Inilah perjalanannya selama 2023.

Cepat Respon Masyarakat mengintegrasikan 13 kanal aduan Pemprov DKI. Mau dengar apa kata pelapor soal CRM? Baca di sini.

Selama tiga bulan terakhir, CRM menerima berbagai permasalahan publik dari pelapor-pelapor di Jakarta. Ayo, cek di sini!

Pakai Twitter atau Facebook untuk melapor, CRM atau Cepat Respon Masyarakat mengintegrasikan saluran yang sesuai untuk kamu. Ayo, cek di sini!

Sering liat parkir liar? Kamu bisa loh lapor parkir liar yang kamu temukan di Jakarta lewat JAKI. Yuk, cari tahu caranya di sini.

Tahukah kamu, selama Juni 2023, 13.000 laporan masuk ke kanal pengaduan dan 98.4 persen selesai? Simak laporan lengkapnya di rekap CRM Juni 2023.