Cara Mencegah Banjir pada Musim Hujan

Oleh:Amira Sofa

Editor:Ramdan Malik Batubara, Aditya Gagat Hanggara

20 Nov 2023

Memasuki akhir tahun, Jakarta mulai didera hujan. Curah hujan tinggi ditambah dengan debit air yang melebihi kapasitas saluran, akan menyebabkan genangan. Genangan ini berpotensi mengakibatkan banjir. Karena itu, sebelum frekuensi dan intensitas hujan meningkat, Smartcitizen perlu tahu bagaimana cara mencegah banjir. 

 

Cara Mencegah Banjir saat Musim Hujan di Jakarta

Mulai dari langkah pencegahan yang bisa dilakukan sendiri di rumah, hingga yang bisa dikerjakan bersama tetangga dan orang sekitar, berikut cara mencegah banjir pada musim hujan.

 

Membuat Lubang Biopori

Lubang resapan biopori merupakan salah satu solusi agar hujan yang turun dapat terserap, tidak menyebabkan genangan, serta mencegah banjir. Selain itu, lubang biopori juga bermanfaat untuk mengurangi sampah organik dan menyuburkan tanah. 

Pemprov DKI Jakarta lewat Dinas Sumber Daya Air (DSDA) Provinsi DKI Jakarta biasanya turut membangun lubang biopori di berbagai kawasan Jakarta. Namun, kamu juga bisa lho membuatnya secara mandiri di rumahmu sebagai cara mencegah banjir. 
 

 

Sebelum membuat lubang biopori, pastikan sudah melakukan hal-hal berikut: 

  1. Siapkan bahan-bahan yakni pipa PVC yang sudah dilubangi sisinya, air, karung kompos dan penutup lubang biopori, serta bor atau linggis;
  2. Pilih tanah yang cukup datar, tidak curam, tidak miring, atau dekat jurang;
  3. Pilih tanah yang jauh dengan septic tank, tempat penimbunan sampah, dan setidaknya berjarak satu meter dari fondasi rumah;
  4. Pastikan kedalaman sumur biopori maksimal dua meter di bawah permukaan tanah, agar sumur dapat menampung air sedalam 1.5 meter pada musim hujan;
  5. Pilih tanah yang dapat menyerap air. 

Lalu, ikuti langkah-langkah di bawah ini untuk pembuatan lubang biopori: 

  1. Siapkan peralatan untuk membuat sumur biopori dan tentukan lokasi; 
  2. Sirami tanah dengan air agar lebih gembur;
  3. Lubangi tanah dengan diameter 10-15 sentimeter dengan bor biopori. Buat jarak antarlubang sekitar 50-100 sentimeter jika ingin membuat lebih dari satu lubang;
  4. Gali lubang hingga kedalaman dua meter;
  5. Masukkan pipa PVC yang telah dilubangi dan tutup dengan penutup lubang biopori;
  6. Selesai! Lubang biopori sudah bisa kamu manfaatkan. 

Informasi lebih lengkap tentang pembuatan lubang biopori bisa kamu baca pada artikel ini.

 

Membersihkan Saluran dan Pekarangan Rumah

Salah satu penyebab  aliran air terhambat adalah karena penyumbatan saluran air yang diakibatkan sampah menumpuk. Karena itu, kamu bisa secara mandiri atau mengajak tetangga untuk membersihkan saluran, selokan, atau got di sekitar rumah. Tak hanya mencegah banjir, pembersihan saluran air atau selokan juga bisa mencegah bau tak sedap hingga bibit penyakit, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD). Kamu enggak mau kan terjangkit DBD? Makanya, mulai bersihkan saluran air dekat rumahmu secara berkala, ya. 

Selain membersihkan saluran, kamu juga bisa membersihkan halaman rumah sebagai cara mencegah banjir. Bersihkan daun berguguran, sampah, atau puing-puing yang berserakan di halaman rumah, lalu buang ke tempat sampah agar tidak menyumbat selokan. 

Menggunakan Grass Block 

Upaya lain yang bisa kamu lakukan untuk menyerap air hujan agar tidak menggenang sebagai cara mencegah banjir adalah membuat grass block di halaman rumah. Grass block merupakan susunan beton berbentuk blok kecil di atas tanah dengan rumput di sela-selanya. Adanya rumput di sela-sela blok tersebut dapat membantu menyerap lebih banyak air hujan ke dalam tanah. Selain itu, grass block juga bisa membuat pekarangan rumah tampak lebih hijau dan unik. 

Melaporkan Genangan Melalui JAKI

Bagaimana bila terjadi genangan air atau potensi banjir di luar rumah atau sekitarmu? Kamu bisa kok ambil aksi langsung! Caranya dengan melaporkan genangan, selokan penuh sampah, atau hal-hal yang berpotensi membuat banjir lainnya melalui fitur Laporan Warga di aplikasi JAKI.


 

Sistem Cepat Respon Masyarakat (CRM) yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta akan memproses dan meneruskan laporanmu di JAKI, agar langsung sampai dan ditindaklanjuti oleh petugas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Jangan takut untuk melapor, karena fitur Laporan Warga dilengkapi dengan sistem privacy by default dan privacy by design. Dengan demikian, laporanmu otomatis bersifat privat serta identitas kamu tidak diketahui siapapun, selain kamu dan petugas.

Oh ya, saat melapor, kamu akan diminta memilih kategori laporan. Untuk laporan mengenai genangan, kamu bisa pilih kategori Banjir. Sementara untuk laporan terkait sampah di kali atau selokan, pilih kategori Saluran Air, Kali/Sungai, ya. 

Unduh Buku Saku Bencana untuk Antisipasi Lebih Lanjut 

Tindakan-tindakan di atas memang bisa kamu lakukan sebagai cara mencegah banjir. Namun, banjir juga bisa terjadi di luar kendali kita sebagai warga. Saat terlanda banjir, jangan panik! Jauh sebelum itu terjadi, kamu bisa mengantisipasi dengan mengunduh Buku Saku Bencana yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Buku tersebut dapat memberikan pedoman secara umum untuk kesiapsiagaan kamu menghadapi bencana, termasuk banjir. Buku Saku Bencana dapat kamu unduh di  situsBNPB. 

Itu tadi bagaimana cara mencegah banjir saat musim hujan di Jakarta. Semoga berguna dan bisa membantu mencegah banjir ataupun mengantisipasinya. Jangan lupa juga untuk jaga kesehatan Smartcitizen pada musim hujan ini. 

Artikel Smart Environment Lainnya

Sungai di Jakarta merupakan sumber kehidupan warga. Untuk itu, kamu perlu tahu tiga pencemar utama sungai. Baca juga cara meminimalkannya di sini.

Bertransformasi menjadi kota global, Jakarta perlu terus menjaga lingkungannya. Inilah hal-hal yang dilakukan supaya emisi karbon berkurang.

Musim hujan di Jakarta bikin lingkungan rentan terhadap banjir. Inilah yang dilakukan Pemprov DKI supaya warganya tetap aman.

Curah hujan yang tinggi berpotensi mengakibatkan banjir. Memasuki musim hujan, ini cara mencegah banjir yang perlu kamu tahu.

Tata kelola suatu smart city berjalan berkat salah satu pilarnya, Smart Environment. Dari sini, lahir pula inovasi-inovasi yang membantu warga.

Ada alasan ilmiah di balik cuaca panas saat ini. Simak penyebab dan cara menghadapinya, yuk!