Berwisata ke Perpustakaan Nasional RI
Kamu sering berkunjung ke perpustakaan? Masih ingat kapan terakhir kali ke sana? Kalau saya sendiri menganggap perpustakaan sebagai “rumah kedua”. Jika merasa bosan, saya bakal berlari ke perpustakaan terdekat. Ada perayaan penting buat pengunjung perpustakaan di Indonesia. Namanya Hari Kunjung Perpustakaan. Untuk merayakannya, saya pun mengunjungi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI). Sudah pernah dengar? Yuk, bahas di bawah ini!
Sejarah Hari Kunjung Perpustakaan
Hari Kunjung Perpustakaan ditetapkan karena perpustakaan berguna untuk meningkatkan indeks literasi masyarakat Indonesia. Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpusnas Joko Santoso mengatakan, perayaan tersebut dimulai sejak 14 September 1995. Hal ini berdasarkan Ketetapan Presiden kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI dengan surat nomor 020/A1/VIII/1995.
Perpustakaan berusaha supaya kita semua berpengetahuan. Menurut Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Deni Kurniadi, hal itu bisa diwujudkan melalui budaya membaca. Dengan demikian, kemampuan kognitif setiap individu pun dapat berkembang.
Berkunjung ke Perpusnas
Perpusnas berada di Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 11, Jakarta Pusat. Kalau mau berkunjung, silakan catat alamatnya, ya. Akses ke sana pun cukup mudah. Saya menaiki bus Transjakarta dan turun di Halte Balai Kota. Halte Perpustakaan Nasional pun bisa menjadi alternatif perhentian. Lagi mood naik kereta atau MRT? Bisa turun di Stasiun Gondangdia atau Stasiun MRT Bundaran HI. Untuk mencari informasi tentang rute, jadwal, dan tarifnya, saya biasa pakai fitur Transportasi Publik di JAKI.
Saat cuti bersama atau pada hari libur nasional, Perpusnas tutup. Namun, kamu bisa bebas berkunjung sesuai jam operasional:
- Senin–Jumat: 08.00–19.00 WIB; dan
- Sabtu–Minggu: 09.00–15.30 WIB.
Mengeksplor Perpusnas
Berkunjung ke Perpusnas mengingatkan saya pada masa kuliah. Saat itu, Perpusnas menjadi pilihan saya untuk menyelesaikan skripsi. Sekarang, di tengah kesibukan sebagai seorang karyawan, kunjungan kali ini tetap bikin semangat!
Perpusnas tidak langsung “membombardir” pengunjungnya dengan tumpukan buku. Saat memasuki lantai 1 yang menjadi Lobby Hall & Display, saya disambut dengan pameran sejarah Indonesia. Di sini, para pengunjung bisa mengulik tentang sejarah aksara di Indonesia.
Setelah puas dengan pamerannya, saya mulai memasuki gedung Perpusnas. Itu lho, bangunan terkenal yang bertulis Perpustakaan Nasional Republik Indonesia! Ada lima bahasa yang tertulis di sana, yaitu:
Tulisan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dalam lima bahasa. Sumber: Jakarta Smart City
Sesudah melewati pintu masuk, di sebelah kanan ada ruangan Loker Penitipan Tas. Di sinilah semua tas pengunjung disimpan selama berkunjung, entah itu ransel atau tas komputer jinjing. Sebagai gantinya, petugas bakal meminjamkan tas perpustakaan untuk membawa barang-barang pribadi. Saya pun siap untuk memulai perjalanan di gedung ini.
Direktori Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas. Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Lantai 2: Layanan Keanggotaan dan Penelusuran Informasi
Untuk menikmati berbagai layanan di Perpusnas, kita perlu menjadi anggota resmi. Proses ini enggak “pandang bulu”, kok! Semuanya bisa menjadi anggota resmi, asalkan kamu mendaftar. Pengunjung bisa mendaftar secara daring (online) dan ambil nomor antrean untuk mencetak kartu. Seluruh proses saya lakukan di lantai 2 yang berisi Layanan Keanggotaan & Penelusuran.
Cara membuat kartu anggota Perpusnas. Sumber @perpusnas1
Lantai 7: Anak, Lansia, dan Penyandang Disabilitas
Perpusnas dilengkapi dengan lift untuk mengeksplorasi seluruh lantai. Karena penasaran, saya pun memutuskan untuk menjelajahi lantai 7, Area untuk Anak, Lansia, dan Penyandang Disabilitas. Saat mengunjungi area anak, saya serasa memasuki lorong waktu. Ada bacaan masa kecil seperti majalah Bobo dan komik Doraemon. Kangen!
Saya pun pindah ke area Lansia dan Penyandang Disabilitas. Di sana, ada berbagai buku audio (audio book) dan novel-novel populer berhuruf Braille. Koleksinya cukup menarik! Saya sempat melihat seri lengkap Percy Jackson and the Olympians dan novel Insurgent.
Novel Insurgent versi Braille di Perpusnas. Sumber: Jakarta Smart City
Lantai 4: Area Pameran dan Kantin
Saya iseng melihat jam. Ternyata, sudah pukul 11:25. Perut saya mulai keroncongan. Jadi saya memutuskan untuk naik ke lantai 4. Di situlah kantin Perpusnas berada. Kantin buka hingga pukul 16.00, sehingga saya masih punya banyak waktu untuk memilih menu yang menggiurkan.
Lantai 8: Layanan Koleksi Audio Visual
Setelah perut kenyang, saya berpindah ke area yang enggak kalah asyik. Kalau kamu kira Perpusnas cuma untuk membaca, salah banget! Ternyata, kita pun bisa mendengarkan musik. Saya melanjutkan ke lantai 8, tempat Layanan Koleksi Audio Visual berada. Koleksi albumnya keren! Di sana, saya menemukan album Tranquility Base Hotel & Casino dari Arctic Monkeys dan Midnights milik Taylor Swift. Ada ruangan khusus dengan pemutar album. Jadi pengunjung bisa menikmati koleksi musik favorit mereka. Di satu sudut, piringan hitam album Made in the A.M. oleh One Direction sedang berputar. Beberapa orang sibuk memutar film di komputer yang tersedia. Saya pun mencoba untuk memutar DVD Winnie the Pooh. Tempat ini memang menjadi “surga kecil” bagi para penikmat musik dan film!
Mendengarkan piringan hitam di Perpusnas. Sumber: Jakarta Smart City
Lantai 19: Layanan Multimedia Berbasis Internet
Mumpung masih bersemangat, saya pun pindah ke lantai 19, yaitu ruang Layanan Multimedia Berbasis Internet. Ruangannya begitu hening, penuh dengan pengunjung yang khusyuk di depan laptop masing-masing. Suasana tenang dan Wi-Fi yang cepat cocok buat mereka yang mau fokus serta produktif. Tanpa merasa segan, saya meminta kata sandi Wi-Fi kepada petugas.
Layanan Multimedia Berbasis Internet di Perpusnas. Sumber: Jakarta Smart City
Lantai 21–22: Layanan Koleksi Monograf Terbuka
Saya masih berminat untuk bereksplorasi. Di lantai 21–22, terdapat Layanan Koleksi Monograf Terbuka. Tempat ini menawarkan beragam bacaan dengan genre yang bervariasi. Tentunya, ada banyak kursi, meja, dan bean bag untuk bersantai. Kalau mau meminjam buku, petugas di bagian sirkulasi siap membantu.
Layanan Koleksi Monograf Terbuka di Perpusnas. Sumber: Jakarta Smart City
Lantai 24: Layanan Koleksi Budaya Nusantara & Eksekutif Lounge
Hari menjelang sore dan saya tiba di Lantai 24. Rasanya, di sinilah akhir perjalanan saya hari ini. Pengunjung bisa menikmati Layanan Koleksi Budaya Nusantara & Eksekutif Lounge. Saya pun memutuskan untuk berjalan keluar dari ruangan. Dari sini, saya merasa seperti berada di atas dunia, menikmati pemandangan Jakarta. Di kejauhan, Monumen Nasional (Monas) berdiri megah. Eh, kalau kamu memperbesar foto di bawah ini, akan terlihat sedikit pemandangan laut Jakarta, lo!
Pemandangan Monas dari Perpusnas. Sumber: Jakarta Smart City
Perpusnas dari Lantai 24. Sumber: Jakarta Smart City
Menghabiskan waktu di perpustakaan tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga memberi ketenangan dan kebahagiaan. Jadi, jangan ragu untuk menjadikan perpustakaan sebagai tempat rekreasi sekaligus edukasi! Kalau butuh informasi selanjutnya tentang perpustakaan di Jakarta, silakan ikuti @jsclab, ya!