Berkebun di Tengah Kota Berkat Urban Farming
Sebagai warga yang tinggal di Jakarta, apakah kamu pernah terpikir untuk berkebun? Mungkin sulit dibayangkan, mengingat kota ini termasuk kawasan padat bangunan. Namun, ada satu solusi yang bisa kita coba meski tinggal di tempat dengan lahan hijau yang terbatas, yakni dengan menerapkan konsep urban farming. Kita bisa berkebun sendiri di lahan atau ruang yang tersedia meski tidak berukuran besar. Kegiatan ini dapat memberikan banyak manfaat, termasuk menjaga ketahanan pangan. Silakan simak artikel ini, ya!
Â
Berkebun di Jakarta. Sumber: Jakarta Smart City
Â
Â
Pengertian Urban Farming
Urban farming (pertanian perkotaan) adalah kegiatan berkebun yang memanfaatkan ruang atau lahan terbatas di lingkungan perkotaan. Contoh tempat-tempat yang cocok untuk kegiatan ini adalah:Â
- taman kota;
- atap gedung;
- ruang bawah tanah; dan
- pekarangan rumah.
Ini artinya, kita tidak perlu khawatir kekurangan lahan jika ingin berkebun di Jakarta. Urban farming menjadi kebiasaan yang menguntungkan.
Â
Berbagai kota di dunia telah membuktikan kesuksesan urban farming. New York City merupakan kota di Amerika Serikat yang memiliki ruang terbatas. Di sana, harga tanah pun mahal. Namun, kota itu mampu membangun lebih dari 550 kebun komunitas di properti kota, lebih dari 745 kebun sekolah, dan lebih dari 700 kebun di kompleks perumahan umum. Singapura juga melibatkan semua warganya untuk meningkatkan pertanian lokal dengan urban farming. Jakarta pun bisa menerapkan hal yang sama dengan kota-kota tersebut. Ada beberapa metode yang cocok untuk dipilih, sehingga kita bisa mulai berkebun.
Â
Urban farming di Singapura. Sumber: agritecture.com
Â
Metode-metode Urban Farming
Kamu tertarik dengan urban farming? Yuk, mulai rencanakan bersama orang-orang terdekatmu! Ada beberapa metode yang nanti mampu menghasilkan produk makanan yang bermanfaat. Metode-metodenya adalah:
Â
Cocok untuk sayuran daun seperti:
- bayam;
- sawi; dan
- seledri.
Urban farming metode vertikultur. Sumber: Kementerian Pertanian Republik Indonesia Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian
Â
Cocok untuk:
- tomat;Â
- cabai;Â
- umbi-umbian; danÂ
- tanaman hias.
Â
Urban farming metode wall gardening di Jalan T. B. Simatupang, Jakarta Selatan. Sumber: Berita Jakarta
Â
Cocok untuk:Â
- timun;Â
- melon; danÂ
- rempah-rempah.
Â
Urban farming metode hidroponik oleh Tenaga Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Taman Sari, Jakarta Barat. Sumber: @urbanfarming.dkijkt
Â
Cocok untuk:
- selada,Â
- kangkung,Â
- bayam hijau, danÂ
- tomat.
Â
Urban farming metode akuaponik. Sumber: Kementerian Pertanian Republik Indonesia Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian
Â
Manfaat Urban Farming
Urban farming telah terbukti memberi keuntungan. Hasil pertanian bisa dijual atau dinikmati sendiri dengan keluarga. Beberapa manfaat dan keuntungan lain dari urban farming yang bisa dirasakan adalah:
- hasil bahan makanan yang lebih sehat karena bebas pestisida;
- menghemat biaya untuk kebutuhan pangan keluarga;
- ide usaha;
- penciptaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);Â
- peningkatan produktivitas warga; dan
- wahana rekreasi sekaligus relaksasi.
Dengan melakukan urban farming, kita bisa menyediakan kebutuhan pokok secara mandiri. Inilah kontribusi langsung terhadap ketahanan pangandi kota. Menurut UU No. 18/2012 tentang Pangan, ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhi pangan bagi negara sampai dengan perseorangan yang tercermin dari tersedia pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, terjangkau, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, maupun produktif secara berkelanjutan.
Akses untuk mendapatkan bahan makanan seperti sayur dan buah menjadi mudah. Dengan menerapkan urban farming secara luas di Jakarta, kita bisa menjaga stabilitas pangan. Hal ini bisa menjaga keberlanjutan lingkungan Jakarta sebagai kota cerdas (smart city) melalui pilar smart environment. Beberapa kelompok tani yang bisa kita ikuti jejaknya adalah:
- Kelompok Tani (Poktan) Ikatan Masyarakat Pancoran Lanjut Usia (Impala); dan
- Kelompok Tani (Poktan) Cikini 73
Kelompok Tani (Poktan) di Jakarta. Sumber:Â @kotajaktim
Setelah menelusuri serba-serbi urban farming, apakah sekarang kamu merasa terinspirasi? Kegiatan ini bisa menjadi langkah kecilmu untuk berkontribusi terhadap ketahanan pangan. Selain itu, kamu bisa menikmati hasilnya! Mari sama-sama bangun Jakarta yang hijau dan lebih sehat. Penasaran tentang informasi lain tentang urban farming? Jangan lupa ikuti @jsclab dan @urbanfarming.dkijkt, ya!