Usai Revitalisasi, Stasiun Palmerah Semakin Terintegrasi
Smartcitizen yang berkantor di daerah Palmerah dan sering berkomuter pasti sudah akrab dengan Stasiun Palmerah. Sekitar akhir September 2021 lalu, Stasiun Palmerah diresmikan lagi setelah mengalami penataan di sekitarnya. Selain Stasiun Palmerah, Stasiun Tebet juga turut diresmikan pada bulan yang sama. Penataan stasiun ditujukan agar masyarakat lebih mudah mengakses transportasi umum dan tentu saja untuk menciptakan rasa nyaman, khususnya bagi para penglaju. Selain itu, penataan dilakukan untuk mewujudkan cita-cita Jakarta, yaitu memiliki akses transportasi yang terintegrasi. Revitalisasi Stasiun Palmerah dilakukan pada awal 2021 yang merupakan buah manis hasil kolaborasi Pemprov DKI Jakarta, PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), dan kolaborator-kolaborator lainnya.
Integrasi Halte Transjakarta di Sisi Timur dan Barat
Bukan hal yang asing lagi bila area stasiun selalu padat saat jam sibuk (rush hour). Banyaknya kendaraan bermotor di area stasiun berpotensi menimbulkan rasa tidak nyaman untuk pengguna transportasi umum. Pejalan kaki yang menuju stasiun pun harus ekstra hati-hati agar tidak terserempet. Untuk mewujudkan transportasi umum yang menjangkau seluruh masyarakat, serta menjalankan prinsip smart mobility, penataan Stasiun Palmerah pun dilakukan. Sangat berbeda dengan kondisi sebelumnya, kini Stasiun Palmerah hadir dengan wajah baru: Halte Stasiun Palmerah (sisi timur) dan Halte Pasar Palmerah (sisi barat) yang terhubung dengan jembatan penyeberangan orang (JPO). Penataan Stasiun Palmerah difokuskan untuk mengintegrasikan halte Transjakarta dan Stasiun Palmerah, sehingga pengguna transportasi umum lebih mudah dan nyaman ketika berganti moda transportasi.
Halte integrasi yang baru ini tertutupi atap di bagian atasnya, jadi kamu yang berjalan kaki dari atau menuju Stasiun Palmerah terlindungi dari panas matahari maupun hujan. Tinggi halte juga menyesuaikan tinggi bus Transjakarta, jadi kamu tidak perlu khawatir saat naik dan turun dari bus. Di sepanjang jalan halte, kita juga akan menemukan guiding blocks yang berwarna kuning untuk membantu difabel berjalan di area halte. Penunjuk arah (wayfinding) pun turut menghadirkan informasi yang kamu butuhkan di Stasiun Palmerah.
Penunjuk arah dan guiding blocks berwarna kuning untuk membantu difabel berjalan di area halte
Nah, kalau kamu butuh informasi terkait rute Transjakarta atau KRL, kamu bisa menemukan jawabannya lewat papan-papan informasi yang tersedia di sepanjang halte. Sebagai informasi, Transjakarta yang melewati halte ini adalah rute 1B (Stasiun Palmerah-Tosari), 1F (Stasiun Palmerah-Bundaran Senayan), dan 9E (Jelambar-Pasar Kebayoran Lama).
Papan informasi di Halte Stasiun Palmerah
Titik Drop-Off untuk Mikrotrans, Ojek, dan Bajaj
Selain akses integrasi tersebut, revitalisasi Stasiun Palmerah ini berhasil menghadirkan titik drop-off untuk Smartcitizen pengguna Mikrotrans, ojek, dan bajaj. Ini dilakukan untuk menghindari macet akibat penumpukan saat naik turun penumpang. Kehadiran titik drop-off juga diharapkan membuat pengguna transportasi umum merasa aman saat berganti moda transportasi.
Stasiun Palmerah selalu menampung banyak penumpang setiap hari. Penataan stasiun dan integrasi antarmoda yang tertata ini pasti membawa rasa senang bagi pengguna transportasi umum. Dengan akses transportasi yang semakin terintegrasi, nyaman, serta terjangkau, diharapkan semakin banyak masyarakat yang tergerak untuk naik transportasi umum. Selain lebih ramah lingkungan, dengan menggunakan transportasi umum, kita juga lebih menghemat energi, karena tidak perlu menyetir kendaraan sendirian.