Begini Cara Bijak Mengelola Sampah Elektronik

Oleh:Muhammad Raedyan Kahfi

Editor:Ramdan Malik Batubara, Aditya Gagat Hanggara

07 Jun 2023

Smartcitizen, kamu punya charger handphone yang sudah rusak atau tidak terpakai? Itu merupakan salah satu contoh sampah elektronik, lho. Lalu, apa itu sampah elektronik atau e-waste? Menurut United Nations Institute for Training and Research (UNITAR), sampah elektronik atau e-waste adalah segala sesuatu yang memiliki kabel listrik atau baterai, termasuk peralatan listrik atau elektronik dari pemanggang roti, handphone, laptop, hingga televisi.

Pada 2021, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, timbunan sampah elektronik di Indonesia mencapai 2 juta ton, 56% di antaranya berasal dari Jawa dan 22% dari Sumatra.

Karena merusak lingkungan serta membahayakan kesehatan manusia, sampah elektronik harus ditangani secara serius. Bukan hanya di Indonesia, sampah elektronik juga menjadi salah satu permasalahan penting di berbagai negara. Berdasarkan program Sustainable Cycles dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), jumlah sampai elektronik mencapai 50 juta ton selama 2021 dan diperkirakan akan terus bertambah hingga 2060.

Data E-Waste

Waw, cukup banyak kan? Penumpukan sampah elektronik ini berdampak pada polusi udara, air, tanah, serta memicu penyakit berbahaya seperti kardiovaskular (gangguan jantung dan pembuluh darah), kerusakan DNA, dan bahkan memicu kanker.

Oleh karena itu, sampah elektronik harus dikelola dan dibatasi, untuk menghindari dampak buruk yang tidak kita inginkan. Cara meminimalkannya cukup mudah, dimulai dari diri sendiri dan hal-hal sederhana. Bagaimana langkahnya? Yuk, cek artikel ini!

Menjual atau Donasikan Barang Elektronik Lama

Menjual Barang Elektronik

Cara pertama, kamu bisa mendonasikan (menyumbang) barang elektronik yang masih berfungsi kepada teman atau saudara terdekat yang membutuhkannya. Bahkan, kamu bisa menjualnya untuk mendapatkan uang, walaupun harganya akan lebih murah daripada harga belinya.

Sepertigadget-mu yang sudah tidak dipakai, tapi masih bisa digunakan. Daripada dibiarkan menumpuk terlalu lama, lebih baik didonasikan atau dijual kepada orang lain. Dengan melakukan hal tersebut, kamu telah berkontribusi besar terhadap lingkungan.

Orang yang kamu donasikan maupun membeli produkmu pun akan ikut senang, karena mendapatkan produk yang mereka inginkan dengan harga lebih murah.

Menyewa Barang Elektronik

Menyewa barang elektronik

Butuh kamera untuk foto-foto saat liburan? Menyewa bisa menjadi pilihan yang tepat buatmu. Sebab kamu hanya menggunakan barang elektronik tersebut sebentar dan lebih ekonomis menyewanya daripada membeli yang baru.

Kamu dapat menyewa kamera di salah satu tempat yang menyediakan jasa sewa kamera selama jangka waktu yang dibutuhkan dan bisa langsung kamu gunakan. Selain itu, dengan menyewa, kamu juga turut berkontribusi dalam mengurangi sampah elektronik.

Membeli Secara Bijak

Membeli barang elektronik

Ketika membeli barang elektronik baru, pastikan kamu telah mempertimbangkannya secara baik. Apakah kamu benar-benar membutuhkan perangkat baru itu, ataukah hanya sekadar impulsif semata? Hal itu harus dipertimbangkan secara matang, agar keputusan membeli barang elektronik baru dapat diambil secara bijak.

Jika masih ada keraguan atau bahkan terpikir ‘belum butuh’, kamu mungkin bisa menemukan cara lain dibandingkan membeli barang elektronik baru. Cara lainnya dengan menggunakan barang elektronik yang ada dan fungsinya serupa, memperbaikinya, meminjamnya, atau bahkan menyewanya.

Membeli Barang yang Ramah Lingkungan

Ramah Lingkungan

Setelah memutuskan untuk membeli barang elektronik yang baru, akan lebih baik jika kamu membeli barang ramah lingkungan. Salah satu penanda barang elektronik yang ramah lingkungan adalah berlabel Energy Star atau disertifikasi Electronic Product Environmental Assessment Tool (EPEAT).

Barang elektronik yang ramah lingkungan mencakup seluruh siklusnya. Bukan hanya desain produknya, tapi juga produksinya, konsumsi energinya, daur ulangnya, tanggung jawab perusahaannya, serta aspek sosialnya.

Contohnya, mereka mempunyai sistem tersendiri untuk mendaur ulang sampah elektronik yang dihasilkan, sehingga menjadi ramah lingkungan. Karena itu, usahakan membeli barang ramah lingkungan saat kamu membeli barang elektronik.

Menjaga Barang Elektronik

Casing Handphone

Mempunyai barang elektronik baru maupun lama perlu metode menjaganya dengan baik. Hal ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan masa pakai dan mengurangi sampah elektronik. Selain itu, menjaga barang elektronik juga membuatmu lebih hemat, sehingga tidak perlu membeli gadget baru secara terus menerus misalnya.

Salah satu cara menjaga barang elektronik yang bisa kamu lakukan adalah dengan menggunakan casing handphone dan pelindung layar agar tetap aman ketika terjatuh. Cara lainnya dengan tidak mengisi baterai secara berlebihan, agar baterai laptop atau handphone kamu tahan lama.

Nah, itulah cara mudah mengelola sampah elektronik. Setelah baca ini kamu jadi makin paham, kan? Yuk, bersama meminimalkan sampah elektronik mulai dari diri sendiri. Ikuti juga media sosial JSC untuk mendapatkan info menarik lainnya.

Artikel Smart Environment Lainnya

Sungai di Jakarta merupakan sumber kehidupan warga. Untuk itu, kamu perlu tahu tiga pencemar utama sungai. Baca juga cara meminimalkannya di sini.

Bertransformasi menjadi kota global, Jakarta perlu terus menjaga lingkungannya. Inilah hal-hal yang dilakukan supaya emisi karbon berkurang.

Musim hujan di Jakarta bikin lingkungan rentan terhadap banjir. Inilah yang dilakukan Pemprov DKI supaya warganya tetap aman.

Curah hujan yang tinggi berpotensi mengakibatkan banjir. Memasuki musim hujan, ini cara mencegah banjir yang perlu kamu tahu.

Tata kelola suatu smart city berjalan berkat salah satu pilarnya, Smart Environment. Dari sini, lahir pula inovasi-inovasi yang membantu warga.

Ada alasan ilmiah di balik cuaca panas saat ini. Simak penyebab dan cara menghadapinya, yuk!